Adakan Pengmas, FKH UNAIR Boyong 7 Guru Besar ke Tulungagung

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PELAKSANAAN kegiatan Pengmas Divisi Reproduksi Veteriner FKH UNAIR di KUD Tani Wilis, Kecamatan Sendang, Tulungagung pada Minggu (14/11/2021) kemarin. (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Divisi Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) baru saja melaksanakan pengabdian masyarakat. Kali ini giliran wilayah kerja Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Wilis di Kecamatan Sendang, Tulungagung. Pengmas yang dilakukan pada Minggu (14/11/2021) itu melibatkan 18 dosen yang terdiri dari 7 guru besar dan 11 doktor. Serta hadir pula dua mahasiswa jenjang S2 FKH UNAIR.  

Pada kesempatan itu, Guru Besar FKH UNAIR Prof. Dr. Ismudiono drh., M.S. didapuk sebagai Ketua Pelaksana. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan pengmas tersebut adalah upaya bagi para akademisi memberi solusi penanganan gangguan reproduksi yang sering dialami peternak sapi perah.

“Ada beberapa keluhan dari para peternak, terutama masalah reproduksi sapi karena tidak bisa bunting. Kita adakan diskusi dan tanya jawab cara mendeteksi birahi dan kasus lainnya yang ada di lapangan,” terangnya ketika dihubungi tim UNAIR News. 

Prof Ismudiono menjelaskan, KUD Tani Wilis sendiri menerapkan teknologi kawin suntik pada sapi. Sehingga waktu kawin harus benar-benar tepat. 

Dari sini, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi masalah reproduksi. Salah satu di antaranya adalah pakan. Tak sedikit kasus gangguan reproduksi disebabkan oleh kekurangan pakan.

Masalah pakan juga sangat berhubungan erat dengan asupan gizi bagi sapi. Kandungan protein, mineral, kalsium, hingga fosfor patut diperhatikan. Untuk itu, selama pengmas, pihaknya menyarankan agar para peternak memberi pakan kaya gizi dan bisa diserap oleh sapi.

“Ada sapi yang dikawinkan berulang, bahkan lebih dari tiga kali, tapi tidak bunting. Padahal kondisi sapinya sehat-sehat saja. Ternyata setelah diambil darahnya dan dianalisis, kadar protein sapi di bawah normal. Artinya kekurangan gizi,” ucapnya. 

Sementara itu, KUD Tani Wilis adalah salah satu besa binaan FKH yang ada di Jawa Timur. Pendampingan telah dilakukan sejak awal berdirinya peternakan pada tahun 2001. Sedikitnya, KUD Tani Wilis mampu menghasilkan 50 ton susu per hari. Hal itu menjadikannya salah satu peternakan sapi perah terbesar di Jawa Timur.

Kegiatan pengmas dihadiri oleh pengurus Koperasi Tani Wilis bersama kelompok peternak. Selain itu, hadir pula Prof. Dr. Wurlina M.S., Drh dan Prof. Dr. Imam Mustofa drh., M.Kes. yang tak pernah absen pada kegiatan pengmas setiap tahun.

Prof Ismudiono mengatakan, pengmas akan berlanjut tahun depan. Sementara kegiatan pendampingan juga akan terus berjalan. “Selain menangani gangguan reproduksi, ke depan kita juga akan melakukan diversifikasi produk susu,” tuturnya.

Ia berharap, kegiatan pengmas kali ini dapat menjadi angin segar bagi permasalahan yang muncul di masyarakat. 

“Perguruan tinggi itu bukan jadi menara Gading saja, tetapi juga menara api untuk menerangi masyarakat,” pungkasnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp