Ulas Era Disrupsi, BEM UNAIR Gelar Airlangga Leadership Program

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Gelaran Airlangga Leadership Program seara virtual oleh BEM UNAIR. (Foto: Dokumen pribadi)

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (BEM UNAIR) melalui Kementerian Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) menggelar acara Airlangga Leadership Program (ALP). Secara virtual, gelaran tersebut diselenggarakan pada Sabtu (13/11/2021). ALP tahun ini mengusung topik yakni Disruption: Massive Opportunities or Uncontrolled Changes.

Berangkat dari topik tersebut, ALP yang telah terselenggara kelima kalinya ini menitikberatkan pada isu disrupsi. Dimana isu mengakibatkan terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran dan fundamental (dasar, Red) terhadap sistem, tatanan, dan sudut pandang. 

“Saat ini, kita menghadapi tantangan besar yakni kesenjangan dan perubahan iklim. Hasil penelitian menyebutkan bahwa apabila emisi gas rumah kaca naik konstan tanpa perbaikan, maka kehidupan manusia hanya tinggal 50 hingga 60 tahun lagi. Solusinya hanya satu, yakni disrupsi dan oleh sebab itu ALP tahun ini hadir,” tutur Agil Zawawi selaku ketua panitia pada sesi sambutan.

Selain itu, Agil juga mengatakan bahwa adanya kesenjangan dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi juga mendasari hadirnya ALP kali ini. “Gap ratio (rasio kesenjangan, Red) dapat kita lihat jelas di sekeliling kita. Oleh karena itu melalui ALP ini saya berharap dapat memberi solusi akan permasalahan tersebut,” sambungnya.

Melalui ALP, Agil juga berharap dapat menyiapkan mahasiswa menjadi agen perubahan yang solutif. Solusi tersebut berupa perluasan akses kesempatan untuk mereduksi kesenjangan dan ancaman perubahan iklim. 

Selain Agil, pada sesi tersebut turut hadir Muhammad Izzudin Ma’ruf selaku Menteri Koordinator Kemahasiswaan BEM UNAIR. Menurutnya, bahwa di era ini mahasiswa harus memiliki kemampuan kepemimpinan dan manajemen yang baik. Hal itu kemudian dapat menguatkan era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. 

“Jika dulu hanya mengandalkan kerja keras, maka kini kita memerlukan kerja tambahan selain kerja keras yakni kerja cerdas dan juga kerja strategi. Kita bisa mendapatkan ke semua hal itu melalui manajemen yang kuat dan juga jiwa kepemimpinan yang kuat,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Izzu tersebut. 

Disrupsi menciptakan sebuah terobosan yang menghasilkan era baru atau pasar baru. Untuk itu, masa tersebut membutuhkan pemimpin yang kuat dan hebat.

Menyoroti perihal kepemimpinan, Izzu menambahkan bahwa seorang pemimpin yang baik bukan hanya bisa mengatur. Lebih dari itu, menurutnya pemimpin harus bisa mempengaruhi dalam hal yang positif serta memiliki kemampuan manajemen yang baik. Pengaruh tersebut yakni yang akan berdampak pada keadaan sosial dan masyarakat sekitarnya.

“Menjadi pemimpin harus menggunakan cara-cara yang bisa membawa perubahan berkemajuan. Hal itu adalah selaras dengan konsep yang diangkat oleh ALP tahun ini. Melalui tema kali ini, saya berharap dapat menjawab tantangan perubahan zaman terutama dalam mencetak pemimpin yang hebat melalui pengelolaan manajemen yang baik,” lanjutnya. 

Terakhir, mahasiswa Program Studi Kejepangan tersebut menekankan, bahwa BEM UNAIR berkomitmen untuk terus-menerus meningkatkan kualitas Sumber Daya Mahasiswa (SDM). “Sehingga nanti bisa menjadi mahasiswa yang berkemajuan dan siap akan tantangan ke depan,” tutupnya. 

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp