Gelar Workshop Daring, FTMM Kenalkan IoT ke Mahasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ACARA Workshop bertajuk Pemrograman Aplikasi Android Untuk Sistem Telemetri Berbasis Internet of Things (IoT), Sabtu (13/11/2021). (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Rangkaian acara Program Matching Fund dari Kemendikbud yang diselenggarakan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) belum usai. Pasalnya, Sabtu sore kemarin (13/11/2021) masih berlangsung kegiatan Workshop bertajuk Pemrograman Aplikasi Android Untuk Sistem Telemetri Berbasis Internet of Things (IoT).

Kegiatan yang ditujukan guna mengenalkan teknologi IoT pada mahasiswa itu dibuka oleh Dosen FTMM UNAIR Prisma Megantoro, S.T., M.Eng. Dalam sambutannya, Prisma menekankan pentingnya penguasaan IoT bagi mahasiswa. “Kita sudah di Revolusi 4.0, sudah era-nya android. Skill seperti ini sangat diperlukan. Harapannya mahasiswa nantinya bisa ikut berkontribusi dalam proyek pengembangan teknologi IoT,” ujarnya melalui Zoom dan Saluran Youtube FTMM UNAIR. 

Webinar kali ini menghadirkan pembicara tunggal, yakni Alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS) Tri Wahyu Prasetyo S.Kom. Dijelaskan Wahyu, IoT sendiri adalah kemampuan memantau atau mengendalikan perangkat dengan bantuan internet. Arsitekturnya terdiri dari sedikitnya server, aplikasi, dan mikrokontroler. 

“Teknologi Android itu kan sudah ada sejak 10 tahun. Bahasa native-nya itu Java, tapi seiring berjalannya waktu sudah ada banyak bahasa lain yang bisa dipakai,” terangnya. 

Menurut Wahyu, belajar pemrograman sejatinya tidak sulit. Hanya saja perangkat yang digunakan harus tepat. 

Jika ingin belajar pemrograman, komputer/laptop setidaknya memiliki spesifikasi RAM 8 giga. Serta dilengkapi dengan prosesor Core i3 atau i5. “VGA tidak berpengaruh, yang penting RAM dan prosesornya,” sambung Wahyu. 

“Kalau kita menyadari spesifikasi komputer/laptop yang digunakan rendah, lebih baik tidak menjalankan emulator di komputer. Jadi kerja komputer nggak berat,” timpalnya.

Selain spesifikasi perangkat, masalah yang kerap dihadapi pemrogram adalah eror. Salah satu penyebabnya dari sisi coding-an itu sendiri. Karena menggunakan dependensi yang lama. 

Terlebih, pada android, perubahan (Pembaruan, Red) terjadi sangat cepat. Bahkan dalam hitungan bulan. “Bisa karena perbedaan versi. Ada beberapa coding-an yang terdeteksi error. Kalau begini, solusinya harus kita edit dan sesuaikan dengan library yang baru,” jelasnya. 

Dalam sesi pelatihan, Wahyu juga mengajak peserta membangun server menggunakan bantuan software Android Studio. Seluruh peserta yang hadir tampak antusias selama sesi diskusi.  (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp