BEM UNAIR Ajak Mahasiswa Pahami Dampak Era Disrupsi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (BEM UNAIR) melalui Kementerian Pengembangan dan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) sukses menyelenggarakan Airlangga Leadership Program (ALP) bertema era disrupsi pada Sabtu (13/11/2021). Pada gelaran tersebut, hadir beberapa narasumber yang bersama-sama untuk mengulas tentang era disrupsi atau era terobosan. 

Disrupsi untuk Penyelamatan Bumi

Disrupsi atau terobosan yang kita kembangkan, dapat juga berfokus pada penyelamatan bumi. Sebagaimana pemaparan dari Jessica Halim, co-founder (pendiri kedua, Red) dari @demibumi.id.

“Kita bisa menciptakan disrupsi atau terobosan untuk penyelamatan bumi. Misalnya dimulai dari langkah untuk mendaur ulang sampah dan penggunaan bahan-bahan alam. Itu bisa menyelamatkan bumi dari kerusakan alam,” paparnya.

Disrupsi Bisnis

Narasumber lain yakni Jihan Amirah, yang merupakan managing director (direktur pengelola, Red) dari HMNS. Menurutnya, era disrupsi bisa manfaatkan untuk pengembangan bisnis digital.

Dampak dari era disrupsi bisa jadi negatif maupun positif. “Itu bergantung kepada kita yang akan melihat era disrupsi itu sendiri seperti apa. Jika negatif ya disrupsi akan menjadi penghalang, namun bisa menjadi positif ketika kita memanfaatkannya sebagai sebuah peluang khususnya dalam hal bisnis digital,” lanjutnya.

Pengalaman pengguna adalah salah satu hal penting dalam bisnis, terutama di dunia digital. Sebagaimana yang dituturkan oleh Sheilla Firdausa, selaku narasumber kedua. Head of Digital Innovation Lead of Paragon (Kepala Inovasi Digital Pemimpin dari Paragon, Red) mengatakan, bahwa pengalaman pengguna akan memaksimalkan ekosistem digital yang ada.

“Pengalaman pengguna menciptakan adanya interaksi dengan konsumen. Hal itu menjadi salah satu aspek di dunia digital karena ada potensi konsumen untuk setia kepada produk kita,” terang perempuan yang akrab disapa Firda tersebut.

Selain pengalaman pengguna, narasumber selanjutnya yakni Prasetyo Nugraha Gema, memaparkan bahwa sebuah bisnis harus memiliki value atau nilai. “Karena ketika kita membangun sebuah bisnis, kita akan menghadapi banyak permasalahan. Value dapat membantu kita menyelesaikan permasalahan yang ada,” ungkapnya.

Lebih lanjut menurut Pras, sapaan akrab nya, value juga harus ditindaklanjuti dengan aksi. “Tidak adanya aksi, ya sama aja tidak ada value yang terwujud. Value, memberi landasan mengenai konsep bisnis kita dan hal apa yang akan kita berikan kepada masyarakat,” sambungnya.

Sehubungan dengan disrupsi atau terobosan di dunia bisnis, membutuhkan pula kreativitas. Sama halnya dengan pemaparan dari narasumber terakhir, yakni Eva Alicia. Perempuan yang menjadi founder (penemu, Red) SheWearsGold.co dan HeWearsGold.co ini menuturkan, bahwa ada empat hal yang dapat meningkatkan kreativitas.

“Yang pertama adalah jangan takut untuk mencoba hal baru di luar zona nyaman. Selanjutnya, cari inspirasi dan ketahuilah potensimu. Terakhir, cobalah melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda,” tutupnya. 

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp