Dekan FKH Resmi Buka Airlangga Veterinary Autumn Course

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Airlangga Veterinary Autumn Course (AVAC) resmi dibuka. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) secara konsisten melayani dan memberikan dampak internasional melalui beberapa program internasional, salah satunya adalah Airlangga Veterinary Autumn Course (AVAC). Dalam program ini, Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH) PSDKU Universitas Airlangga Banyuwangi sebagai wadah pengembangan ilmu kedokteran hewan menyelenggarakan seminar dan workshop virtual. 

AVAC berfokus pada Akupunktur dan implementasinya dalam kedokteran hewan. Melalui AVAC diharapkan dapat mencapai Sustainable Development Goals khususnya di bidang kedokteran hewan dan kesejahteraan hewan melalui pengobatan yang integratif dan berkelanjutan.

Pada Sabtu (13/11/2021), Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR, Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., M.P. membuka secara resmi rangkaian kegiatan  Airlangga Veterinary Autumn Course. Program ini akan berlangsung dalam beberapa seri dari 13, 20 dan 21 November 2021.

Prof. Mirni dalam sambutannya menyebut bahwa setiap obat memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kombinasi pengobatan timur (TCVM) dan pengobatan hewan konvensional menghasilkan terapi yang sempurna karena saling melengkapi. 

“Melalui program pembelajaran yang edukatif, informatif, dan interaktif, diharapkan dapat menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa di bidang kedokteran hewan, baik nasional maupun internasional,” ungkap Prof. Mirni.

Selain itu, lanjutnya, teknik akupunktur pada hewan telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, khususnya dari Tiongkok. Banyak bukti buku-buku kuno yang menjelaskan titik-titik akupunktur pada hewan, baik itu anjing dan kuda karena pada saat itu pengobatan akupunktur juga banyak dilakukan pada hewan tersebut. Kemudian disusul buku-buku akupunktur pada hewan lain seperti kucing, unggas dan hewan ternak lainnya.

“Prinsip-prinsip filosofi akupunktur pada hewan tidaklah jauh berbeda dengan manusia, sehingga dengan adanya pembelajaran seperti ini dapat menarik minat mahasiswa dan dokter hewan untuk mempelajari lebih dalam mengenai akupunktur,” papar Prof. Mirni.

Di akhir, Prof. Mirni berpesan agar perkembangan akupunktur khususnya pada bidang kedokteran hewan semakin diminati, sehingga dalam perkembangan era akupunktur modern ini dapat diaplikasikan secara masif lagi.

“Pemanfaatan akupunktur pada hewan untuk kepentingan perawatan dan pengobatan hewan sudah sangat diminati masyarakat. Oleh karena itu, FKH UNAIR siap menjadi pelopor akupunktur pada bidang veteriner di Indonesia,” pungkasnya.

Penulis : Muhammad Suryadiningrat

Editor : Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp