Efek Penyimpanan dan Waktu Penyimpanan Spesimen Darah Terhadap Stabilitas Pemeriksaan Faal Hemostasis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Prodia

Faal hemostasis merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan di laboratorium klinik untuk mengidentifikasi kelainan koagulasi dan pemantauan terapi antikoagulan. Berbagai cara telah dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pre-analitik, analitik, dan standarisasi pemeriksaan koagulasi dalam beberapa dekade terakhir. Namun, kendali mutu yang kurang baik dan standarisasi fase pre-analitik masih perlu ditingkatkan agar tidak mempengaruhi reliabilitas pemeriksaan. Oleh karena itu, upaya berkesinambungan dalam identifikasi dan pencegahan kesalahan pre-analitik sangat diperlukan.

Integritas spesimen sangat penting di dalam setiap pemeriksaan laboratorium. Spesimen plasma darah yang diperlukan dalam pemeriksaan koagulasi sangat sensitif terhadap perubahan praktik standar laboratorium seperti konsentrasi antikoagulan dalam tabung sitrat, material atau bahan tabung vacutainer, teknik pengambilan darah, sentrifugasi, waktu pemeriksaan, dan cara penyimpanan spesimen. Mirip dengan reagen, spesimen juga mengalami penurunan kualitas seiring dengan waktu sehingga menimbulkan penyimpangan hasil pemeriksaan laboratorium. Pada beberapa kasus, laboratorium dapat mengetahui informasi stabilitas spesimen dari petunjuk manufaktur reagen, tetapi terdapat beberapa manufaktur reagen yang tidak menyediakan informasi tersebut, sehingga diperlukan riset terkait rekomendasi cara penyimpanan dan waktu pemeriksaan terhadap stabilitas spesimen darah untuk pemeriksaan plasma prothrombin time (PPT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT) di unit laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Penelitian analitik dengan desain potong lintang ini menyertakan 71 sampel dari individu dewasa sehat yang melakukan pemeriksaan medis rutin atau pendonor darah dan berusia ≥ 21 tahun. Spesimen terbagi untuk perlakuan penyimpanan di suhu ruangan dan suhu refrigerator (4-8°C), kemudian dilakukan pemeriksaan PPT dan aPTT pada 0 jam, 4 jam, 12 jam, dan 24 jam. Uji statistik yang digunakan dalam studi ini adalah uji t berpasangan dan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil pemeriksaan PPT dan aPTT pada spesimen yang disimpan pada suhu ruangan dan suhu refrigerator (4-8°C). Nilai rerata±simpang baku PPT yang disimpan di suhu ruangan, sebesar (10,05±0,361) detik pada 0 jam, (9,85±0,445) pada 4 jam, (9,95±0,351) pada 12 jam, dan (10,22±0,588) pada 24 jam. Hal ini menunjukkan kecenderungan pemanjangan waktu PPT mulai dari pemeriksaan 4 jam sampai 24 jam. Nilai rerata±simpang baku PPT yang disimpan di suhu refrigerator, sebesar (10,10±0,364) detik pada 4 jam, (10,13±0,457) pada 12 jam, dan (10,41±0,900) pada 24 jam. Hal ini menunjukkan kecenderungan pemanjangan waktu PPT mulai dari pengambilan spesimen hingga pemeriksaan 24 jam, ketika disimpan dalam suhu refrigerator. Hal penting yang perlu diperhatikan pada penyimpanan di suhu refrigerator dan saat diperiksa 24 jam kemudian menunjukkan rentang nilai minimum-maksimum yang lebar, karena penyimpanan di suhu tersebut dapat mempengaruhi faktor VII yang mengakibatkan pemanjangan nilai PPT.

Perbedaan bermakna didapatkan pada hasil pemeriksaan parameter aPTT yang disimpan dalam suhu ruangan, kemudian diperiksa pada 4 jam, 12 jam, dan 24 jam (p < 0,05).  Nilai rerata±simpang baku aPTT yang disimpan di suhu ruangan sebesar (29,01±2,160) detik pada 0 jam, (28,26±2,568) pada 4 jam, (30,60±2,120) pada 12 jam, dan (31,48±2,417) pada 24 jam. Berdasarkan data ini dapat diinformasikan terdapat pemanjangan nilai aPTT, namun tidak terdapat perbedaan nilai rentang median aPTT (28,4-31,3) detik.

Kesimpulan yang didapatkan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan nilai PPT dan aPTT yang signifikan (p < 0,001) pada aspek suhu penyimpanan dan waktu penyimpanan terhadap stabilitas spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan tersebut.

Penulis: Yulia Nadar Indrasari, dr, SpPK

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Aditea Etnawati Putri, Yulia Nadar Indrasari, dan Yetti Hernaningsih (2020). The Effect of Storage and Time of Blood Specimen Examination of Plasma Prothrombin Time and Activated Partial Thromboplastin Time Stabilities. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology 

Vol. 14 No. 3 (2020). https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/10664

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp