Muhammad Ditya Satrianto dalam Refleksi Nilai-Nilai Kepahlawanan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Muhammad Ditya Satrianto mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) prodi Ilmu Hubungan Internasional Angkatan 2019 berkesempatan menjadi narasumber dalam acara “Sudut Pandang” TVRI Jatim. Acara itu ditayangkan secara live streaming YouTube. Dalam acara tersebut, Ditya menyampaikan opininya terkait bagaimana generasi muda merefleksikan nilai-nilai kepahlawanan.

Dalam diskusi, Ditya menyampaikan bahwa nilai pahlawan sangat sakral dan oleh karenanya harus dicontoh dan diteladani oleh generasi muda. Lebih dari itu, Ditya juga menegaskan bahwa sebagai generasi muda dituntut tidak hanya harus meneladani nilai-nilai kepahlawanan, tetapi juga harus mampu menerapkan nilai-nilai tersebut di masyarakat. Sebagai contoh, membantu sesama yang membutuhkan merupakan salah satu bentuk penerapan dari nilai kepahlawanan.

Menjawab pertanyaan mengenai heterogenitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, maka Ditya menjawab lugas bahwa heterogenitas bukanlah hal yang membuat bangsa Indonesia, dalam hal ini generasi mudanya mejadi  terpecah.

“Heteroginitas ini justru harus menjadi pendorong yang membuat kita maju bersama,” ucapnya. Lebih lanjut, Ditya mengungkapkan bahwa heterogenitas dan multikultural yang dimiliki bangsa Indonesia menjadi keunikan dan kekayaan yang akan menjadi semakin terpupuknya nilai cinta Tanah Air. Hal ini akan membawa Indonesia menjadi negara yang besar dan bermartabat.

Terkait isu primordial yang berpotensi memecah persatuan, maka Ditya menjelaskan bahwa isu primordial bisa ditangkal dengan dipupuknya rasa toleran dan saling menghargai satu sama lain. Semangat saling gotong royong dan menghargai perbedaan itulah yang merupakan bekal generasi muda untuk berkontribusi menangkal isu primordial yang ada.

Selain itu, Ditya menambahkan bahwa dalam diri generasi muda harus terpupuk jiwa berkompetisi yang sehat. Generasi muda hendaknya tidak menjadi generasi yang malas, namun bagaimana generasi muda harus ambil bagian sebagai aktor penggerak pembangunan. Jiwa dan sikap kepahlawanan harus terpatri dan semangat pantang menyerah harus menggelora.

“Generasi muda harus menjadi generasi yang siap mengadi pada Tanah Air dengan kompetensi yang unggul,” tegasnya. (*)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp