Microneedling vs Laser Fractional CO2 untuk Photoaging, Manakah yang Lebih Baik?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh wiseGEEK

Penuaan kulit merupakan suatu fenomena yang progresif dan dipengaruhi oleh banyak faktor/multifaktorial, yang dapat dikelompokkan dalam penuaan kronogis dan photoaging atau penuaan akibat sinar ultraviolet (UV). Selama beberapa tahun terakhir, modalitas perawatan kulit terus berkembang. Salah satu modalitas yang menjanjikan dan banyak diteliti yaitu menggunakan sel punca atau stem cell. Sel punca mengandung banyak faktor pertumbuhan yang sangat berguna untuk regenerasi kulit.

Sel punca yang banyak digunakan misalnya sel punca yang berasal dari membran amnion bayi yang sudah tidak dipergunakan (amniotic membrane stem cells/AMSC). AMSC dipercaya memberikan hasil yang lebih memuaskan daripada sel punca yang berasal dari dewasa. AMSC conditioned medium (AMSC-CM) dapat menstimulasi sintesis kolagen dermis, proliferasi, migrasi fibroblas dermis dan keratinosit di epidermis sehingga dapat memperbaiki kerutan dan defek akibat photoaging. Selain itu dalam AMSC-CM tidak mengandung sel sehingga tidak menimbulkan respon imunologis maupun tumorgenik.

Namun penggunaan sel punca untuk perawatan wajah tidak bisa langsung begitu saja. Hal ini disebabkan ukuran faktor pertumbuhan dalam sel punca yang lebih dari 20 kDa sehingga dibutuhkan ‘pengantar’ untuk mempermudah faktor pertumbuhan diserap oleh kulit. Penghantaran obat trans dermal (trans dermal drug delivery) menjadi metode potensial untuk meningkatkan efikasi faktor pertumbuhan guna peremajaan kulit. Microneedling merupakan salah satu modalitas untuk menciptakan luka mikro di dermis untuk meningkatkan penetrasi dari AMSC-CM topikal. Selain itu penghantaran obat trans dermal juga bisa menggunakan laser (laser-assisted drug delivery) yang mungkin memberikan hasil yang lebih baik. Laser ablatif fractional CO2 dapat menciptakan lubang mikro sehingga dapat memberikan ‘jalan’ bagi faktor pertumbuhan dengan berat molekul besar untuk diserap kulit. Namun kelemahan dari laser ini yaitu masih dilaporkan adanya efek samping terutama di kulit orang Asia yaitu hiperpigmentasi pasca keradangan, kemerahan berkepanjangan, pembengkakan kulit, infeksi, dan pembentukan jaringan parut.

Penelitian sebelumnya membuktikan kombinasi microneedling dengan AMSC-CM dapat memperbaiki pori-pori kulit, kerutan, polarized spot, dan bercak UV. Selain itu penelitian lain juga membuktikan bahwa kombinasi laser-assisted drug delivery da AMSC-CM dapat juga memperbaiki pori-pori kulit dan bercak UV serta tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius. Dua modalitas yang menguntungkan namun belum diketahui modalitas mana yang lebih unggul daripada yang lain.

Oleh sebab itu diadakan penelitian prospektif selama 12 minggu. Penelitian ini lakukan di Poli Rawat Jalan Kulit dan Kelamin, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Pada penelitian ini didapatkan 60 pasien potoaging yang memenuhi kriteria. Subjek kemudian secara acak dibagi dalam dua kelompok, masing-masing tiga puluh orang, yaitu diberikan kombinasi microneedling ditambah AMSC-CM dan laser fractional CO2 ditambah AMSC-CM. intervensi ini akan dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval satu bulan untuk intervensi laser atau interval dua minggu untuk intervensi microneedling. Sebelum diberikan intervensi, terlebih dahulu subjek diberikan krim tretinoin 0,025% selama dua minggu. Subjek penelitian akan dilakukan penilaian Janus yaitu dinilai pori-pori, kerutan, polarized spot, bercak UV, dan warna kulit. Penilaian ini dilakukan sebelum intervensi pertama, sebelum intervensi kedua, dan dua minggu setelah intervensi microneedling ketiga atau satu bulan setelah intervensi laser.

Selama penelitian berlangsung, tidak ada subjek yang keluar dari proses penelitian. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan signifikan polarized spot pada kedua kelompok dan kelompok microneedling menunjukkan perbaikan yang lebih superior daripada kelompok laser. Pada penilaian lain juga menghasilkan hasil yang sama, terdapat perbedaan signifikan pada bercak UV, warna kulit, dan pori-pori pada serta kelompok microneedling lebih baik daripada kelompok laser.

Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius dalam penelitian ini. Penggunaan laser fractional CO2 dilaporkan memilik efek samping iritasi kulit, kemerahan, pembengkakan, dispigmentasi, dan penyembuhan pasca tindakan yang lebih cepat daripada laser konvensional. Selain itu juga dilaporkan bahwa faktor pertumbuhan dari AMSC-CM dapat menurukan hiperpigmentasi setelah laser fractional CO2. Laser-assisted drug delivery melalui beberapa langkah yaitu ‘perusakan’ barier kulit kemudian ‘penghantaran’ AMSC-CM topikal melalui laser untuk meningkatkan efek terapeutik.

Berdasarkan hasil dari berbagai penelitian, termasuk penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan laser fractional CO2 dan microneedling dapat mempercepat dan meningkatkan efikasi penghantaran AMSC-CM trans dermal. Jika keduanya dibandingkan maka penggunaan microneedling ditambah AMSC-CM memberikan hasil yang lebih superior untuk memberikan penyembuhan pada kulit yang mengalami photoaging.

Penulis: Prof.Dr.Cita Rosita Sigit Prakoeswa,dr.,Sp.KK(K)

Info lengkap dari artikel ini dapat dilihat di:

https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2021092200482615)_2021_0026.pdf

The efficacy of Fractional CO2 Laser and Microneedling – Amniotic Membrane Stem Cell Conditioned Media for Photoaging Maylita Sari, Menul Ayu Umborowati , Irmadita Citrashanty , Diah Mira Indramaya , Fedik A Rantam, M Yulianto Listiawan, Cita Rosita Sigit Prakoeswa

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp