DNA Sexing Sperma Sapi Limousin Berdasarkan Metode Swim Up

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh pinterest.co.uk

Spermatozoa sexing merupakan salah satu hasil teknologi reproduksi yang dinilai sebagai alternatif yang menjanjikan dalam upaya efisiensi reproduksi untuk menghasilkan anak dengan jenis kelamin sesuai keinginan. Spermatozoa sexing telah diaplikasikan untuk inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio dengan hasil bervariasi. Mari et al. (2011) melaporkan bahwa persentase tingkat kebuntingan pada kuda melalui teknik IB menggunakan spermatozoa sexing mencapai 47.6% serta pada sapi mencapai 52% (Morotti et al. 2014). Lebih lanjut, Pellegrino et al. (2016) melaporkan bahwa keberhasilan kebuntingan melalui teknik transfer embrio sebesar 35.4%.

Teknik sexing spermatozoa dilakukan melalui pemisahan kromosom X dan Y berdasarkan perbedaan karakteristik morfologi, kandungan DNA, perbedaan protein makromolekul pada kedua kromosom serta perbedaan berat dan pergerakan spermatozoa (Yan et al. 2006). Diperkirakan kandungan DNA spermatozoa kromosom X adalah 3-5% lebih banyak dibandingkan dengan kromosom Y (Grant dan Chamley 2007; Sureka 2013). Berdasarkan kriteria tersebut, maka telah dikembangkan berbagai teknik pemisahan spermatozoa seperti metode flow cytometer (Blondin et al. 2009; Jo et al. 2014), metode Gradien Percoll (Machado et al. 2009; Villamil et al. 2012)serta metode gradient BSA.Salah satu upaya pemisahan spermatozoa berkromosom X dengan spermatozoa berkromosom Y dapat dilakukan dengan cara metode swim up dalam medium isotonis. Metode swim up adalah tata cara siapan yang memungkinkan spermatozoa motil dapat bermigrasi atau berenang dari lapisan bawah semen ke lapisan atas (Harris et al., 1991; WHO, 1999).        Penentuan jenis kelamin anak sapi merupakan salah satu langkah strategis dalam perkembangan teknologi inseminasi buatan. Salah satu upaya pemisahan spermatozoa berkromosom X dengan spermatozoa berkromosom Y dapat dilakukan dengan cara metode swip up dalam medium isotonis. Metode swip up adalah tata cara siapan yang memungkinkan spermatozoa motil dapat bermigrasi atau berenang dari lapisan bawah semen ke lapisan atas. Tujuan dari penelitian ini adalah konfirmasi hasil pemisahan sperma pembawa kromosom X dan kromosom Y dengan metode swim up secara molekuler. Sperma sexing sapi Limousin yang telah dipisahkan kromosom X dan Y dengan metode swim up, diuji kualitas sperma secara mikroskopis meliputi parameter motilitas, viabilitas.

DNA sperma sapi Limousin yang telah dilakukan swim up diekstrasi menggunakan metoda spin-column dan kemudian diamplifikasi menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan design primer gen Sex-determining Region Y (SRY) yang berada pada daerah kromosom Y dan gen autosomal GAPDH (Glyceraldehyde 3-phosphate dehydrogenase) pada daerah HMG Box (High Mobility Group Box).

Penelitian menunjukkan hasil pemisahan sperma pada swim up pada lapisan atas  dan sperma yang tidak disexing (kontrol), terverifikasi adanya 2 pita yaitu gen SRY (318 bp) dan GAPDH (415 bp). Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan swim up pada lapisan atas  terdapat lebih banyak sperma Y. Hasil pada swim up sperma lapisan bawah, hanya terdapat 1 pita GAPDH (415 bp), menunjukkan sperma pada lapisan bawah adalah sperma X. Hasil ini menunjukkan bahwa sexing sperma sapi dengan metoda swim up, dapat terverifikasi secara molekuler memisahkan sperma sapi pembawa kromosom X dan Y yang diuji dengan menggunakan metode duplex PCR.

Penulis: BUDI UTOMO

Link Jurnal: http://jonuns.com/index.php/journal/article/view/560

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp