Hasil Riset Guru Besar UNAIR “DIABET-KOL” Siap Dipasarkan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
GURU Besar Fakultas Farmasi UNAIR Prof. Dr. Sukardiman, Apt., M. S bersama Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak. (Foto: Agus Irwanto)

UNAIR NEWS – Produk herbal “DIABET-KOL” hasil penelitian Guru Besar Fakultas Farmasi UNAIR Prof. Dr. Sukardiman, Apt., M.S telah diproduksi massal dan siap dipasarkan. Kabar itu disampaikan langsung oleh Prof Maman -panggilan akrabnya- dalam acara Dies Natalis ke-67 Universitas Airlangga di Gedung Manajemen Kampus C UNAIR, Rabu pagi (10/11/2021).

Dalam sambutan singkatnya, Prof Maman menjelaskan, DIABET-KOL telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sebelumnya, produk herbal tersebut juga telah mengantongi izin produksi. 

“Alhamdulillah DIABET-KOL juga sudah bersertifikat halal. paten formulasi dan paten merek alhamdulillah sudah diberikan juga,” terang dosen sekaligus Direktur Pendidikan UNAIR itu. 

Produk DIABET-KOL sendiri akan segera diluncurkan di e-commerce oleh PT Darma Putra Airlangga. Sedangkan produksinya dilakukan oleh CV Asimas Lawang. 

Produk Diabet-Kol hasil penelitian Guru Besar Fakultas Farmasi UNAIR Prof. Dr. Sukardiman, Apt., M.S. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Meski saat ini DIABET-KOL masih berstatus jamu, sambungnya, dalam waktu dekat pihaknya akan mendorong DIABET-KOL menjadi obat herbal terstandar. Terlebih data-data praklinik sudah cukup lengkap. 

“Insya Allah juga akan segera kita launching ke depan dengan kerja sama bersama para klinisi untuk bisa diuji klinik. Kita akan melihat bagaimana respon masyarakat dan paling tidak aktivitas cara klinis ketika digunakan,” kata Prof Maman. 

DIABET-KOL merupakan kapsul herbal berbahan ekstrak kulit buah manggis dan daun kumis kucing. Kandungannya mampu menormalkan gula darah; menurunkan kolesterol; hingga menurunkan hipertensi. 

Prof Maman berharap, hasil risetnya dapat memberikan kontribusi untuk menurunkan jumlah penderita Diabetes di Indonesia. Mengingat prevalensi diabetes di Indonesia sangat tinggi, yakni peringkat keempat di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. 

“Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk masyarakat luas untuk kemaslahatan umat. Paling tidak, hasil riset bukan tidak berhenti menjadi produk; laporan; atau paten saja, tapi juga bisa di hilirisasi dengan mitra-mitra terbaik kita,” pungkas Prof Maman.

Sementara itu, Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak juga turut bergembira atas hasil kerja keras para peneliti UNAIR. Menurutnya, DIABET-KOL menjadi kado tersendiri bagi UNAIR pada hari jadinya yang ke-67 tahun. 

“Tentu ini merupakan bagian dari kontribusi Universitas Airlangga yang dilakukan oleh para akademisinya. Kita akan terus mendukung riset-riset yang bermanfaat untuk umat manusia,” ujar Prof Nasih. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp