Perilaku Bertanggung Jawab Lingkungan pada Wisatawan Muda

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh visitbali.id

Meskipun kontribusi signifikan dari pertumbuhan wisatawan terhadap ekonomi, selain itu kepedulian terhadap dampaknya terhadap lingkungan telah mendapat banyak perhatian. Citra hijau terintegrasi ini dalam teori perilaku terencana untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku niat bertanggung jawab terhadap lingkungan wisatawan muda khususnya niat perilaku daur ulang. Studi ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bertanggung jawab lingkungan wisatawan dalam lensa teori Perilaku Terencana (TPB).

Data yang dikumpulkan dari 229 wisatawan muda yang berkunjung ke Bali. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan TERIB dengan mengintegrasikan citra destinasi di TPB. Studi ini berfokus pada niat wisatawan yang lebih muda untuk terlibat dalam daur ulang saat bepergian. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi terhadap sejauh mana teori perilaku terencana dalam konteks ERB. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan yang lebih muda terikat dengan norma sosial mereka saat bepergian. Mereka akan berperilaku sesuai dengan harapan orang-orang yang penting bagi mereka. Sikap positif terhadap lingkungan mendorong wisatawan muda untuk meminimalkan dampak lingkungan negatif dari perilaku mereka saat bepergian. Temuan ini juga menyoroti pentingnya citra destinasi dalam membentuk perilaku berkelanjutan. Destinasi kunjungan wisatawan yang memiliki aktivitas hijau dan memiliki beberapa atribut hijau lebih cenderung mendukung ramah lingkungan atau cara hijau yang diperlukan untuk melindungi lingkungan destinasi. Lebih lanjut, ini mengungkapkan bahwa kontrol perilaku yang dirasakan tidak memperkuat niat wisatawan untuk berpartisipasi dalam daur ulang. Studi ini memberikan kontribusi teoritis dan praktis. Sikap lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhatikan di TPB, khususnya di TERIB. Penelitian saat ini menemukan bahwa ada potensi kontribusi citra hijau destinasi di TPB.

Destinasi hijau menyatakan sikap yang menguntungkan terhadap lingkungan. Temuan ini berkontribusi pada teori bahwa citra hijau destinasi memainkan peran penting dalam teori perilaku terencana, mungkin mempengaruhi niat terhadap perilaku bertanggung jawab lingkungan melalui sikap lingkungan. Meskipun citra hijau destinasi berkontribusi terhadap TPB, ada beberapa faktor internal yang harus dipertimbangkan oleh penelitian masa depan yang memengaruhi TERIB seperti nilai, pengetahuan, dan emosi. Untuk implikasi praktis, tujuan wisata didorong untuk memperkenalkan praktik lingkungan hijau dan menyediakan kegiatan ramah lingkungan tersebut. Kegiatan ekowisata dan wisata hijau akan mendorong perilaku ramah lingkungan. Berdasarkan temuan, wisatawan lebih cenderung berperilaku berkelanjutan di destinasi yang mempromosikan praktik hijau. Dengan demikian, manajemen destinasi didorong untuk memperkenalkan kegiatan ramah lingkungan dan/atau berkelanjutan terkait dengan wisatawan muda. Lebih lanjut, destinasi wisata juga direkomendasikan untuk meningkatkan norma sosial karena dapat memotivasi individu untuk mengurangi jejak lingkungan mereka saat bepergian.

Masyarakat lokal didorong untuk menetapkan norma yang mendorong wisatawan dan pengunjung untuk mendukung perlindungan lingkungan di destinasi. Sebagai ilustrasi, masyarakat lokal di daerah tujuan wisata harus mempromosikan daur ulang. Hasil penelitian ini tidak hanya mengusulkan untuk meningkatkan perilaku lingkungan wisatawan tetapi juga memberikan pemahaman tentang peran penting yang dimainkan oleh destinasi itu sendiri dalam memperkaya perilaku tersebut. Meskipun demikian, ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhitungkan dalam penelitian ini. Meskipun penelitian ini berfokus pada perilaku wisatawan yang lebih muda, sampel terbatas pada responden yang lebih muda (18-26 tahun) yang tidak dapat mewakili generasi muda secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan di Pulau Bali Indonesia, sehingga hasilnya terbatas pada pengunjung muda yang berkunjung ke Pulau Bali. Kami merekomendasikan peneliti masa depan untuk menerapkan dan mengukur model dalam pengaturan yang berbeda, studi lintas budaya sangat disarankan untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas. Studi perbandingan antara pengunjung domestik dan internasional juga harus diperhitungkan. Penelitian dilakukan dalam jangka waktu yang terbatas, penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian longitudinal untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perubahan dari waktu ke waktu. Metode yang tersirat dalam penelitian ini tidak memberikan hasil yang eksplisit.

Penulis: Prof. Dr. Tanti Handriana, S.E., M.Si.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://gtg.webhost.uoradea.ro/PDF/GTG-2spl-2021/gtg.362spl12-694.pdf

Fenitra, R.M., Tanti, H., Gancar, C.P, & Indrianawati, U. (2021). UNDERSTANDING YOUNGER TOURIST’ INTENTION TOWARD ENVIRONMENTALLY RESPONSIBLE BEHAVIOR. GeoJournal of Tourism and Geosites, 36(2spl), 646–653. https://doi.org/10.30892/gtg.362spl12-694

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp