Perananan Marine Fungi sebagai Stabilitas Ekosistem Laut dan Pesisir

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Gambaran jamur laut. (Foto by Wikipedia)

UNAIR NEWS – Jamur banyak hidup di lingkungan sekitar, baik berupa makanan, lingkungan sekitar, dan sebagainya. Roti dapat mengembang karena dalam proses pembuatan roti terdapat penambahan ragi yang berupa fungi. Fungi yang biasanya ditemukan dalam roti yaitu Saccharomyces cerevisiae dan Rhizopus stolonifer. Namun, fungi tidak hanya terdapat di makanan saja, akan tetapi juga terdapat pada ekosistem laut atau dikenal dengan marine fungi

Dr. Mada Triandala Sibero, S.Pi., M.Si selaku dosen FPIK UNDIP Semarang sekaligus pemateri kuliah tamu FPK PSDKU UNAIR Banyuwangi menyampaikan materi mengenai marine fungi dengan tema “Exploring the Potency of Marine Fungi Symbion Associated with Invertebrae” pada Rabu (3/11). Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan bahwa fungi memiliki banyak manfaat dalam kehidupan, misalnya pada bidang pakan, medis, akuakultur dan bidang lainnya. Selain itu terdapat tiga jenis fungi meliputi kapang atau mold, khamir, dan jamur atau mushroom.

“Jamur (mushroom) merupakan jenis fungi multiseluler, mikroorganisme, membentuk hifa sejati, membentuk miselium, dan menghasilkan bakal buah. Kapang atau mold merupakan jenis mikroorganisme multiseluler, namun tidak menghasilkan bakal buah, dan biasanya hanya membentuk hifa. Khamir merupakan mikroorganisme yang bersifat uniseluler dan tidak menghasilkan hifa sejati.,” Jelasnya 

Marine fungi, sambung Dr. Mada,  merupakan genus atau species fungi yang dapat diisolasi berkali-kali dari ekosistem laut atau pesisir. Berdasarkan kebutuhannya terhadap salinitas, marine fungi dibagi menjadi dua yaitu marine fungi obligat dan marine fungi fakultatif. Marine fungi obligat tidak dapat tumbuh, berkembang, dan bereproduksi jika salinitasnya tidak ada atau terlalu rendah, sedangkan marine fungi fakultatif dapat hidup dan berkembang pada lingkungan dengan atau tanpa salinitas.

“Biasanya fungi fakultatif berasal dari lingkungan darat maupun terbawa dari air tawar. Spora jamur biasanya dapat terbawa oleh angin, hujan, serangga, dan agen lainnya. Spora fungi fakultatif masuk ke lingkungan laut dan biasanya spora fungsi tersebut menempel pada spons,” ungkap dosen FPIK Universitas Diponegoro Semarang

Peran dari marine fungi di perairan laut, sambungnya, yaitu bersifat saprofit, sehingga dapat  mendegradasi komponen organik pada lingkungan laut. Selain itu, marine fungi dapat berperan sebagai parasite atau pathogen bagi organisme dominan pada ekosistem tertentu. Sehingga dapat menjadi biokontrol keseimbangan ekosistem laut. 

Fungi juga berperan sebagai simbion yaitu bersimbiosis dengan organisme lainnya untuk bertahan hidup.,” tutupnya.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp