Apakah Ada Perbedaan Faktor Risiko Hipertensi pada Wanita Lansia di Pedesaan dan Perkotaan?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh The Gulf Today

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa prevalensi hipertensi banyak  ditemukan pada wanita lanjut usia. Perbedaan karakteristik masyarakat dan wilayah mungkin dapat menyebabkan perbedaan faktor risiko dari kejadian hipertensi pada wanita lanjut usia. Selain itu, beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi hipertensi pada masyarakat yang tinggal di perkotaan dan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Perbedaan faktor risiko antara masyarakat  perkotaan dan pedesaan harus dipertimbangkan untuk intervensi lebih lanjut.

Munculnya berbagai perbedaan temuan penelitian sebelumnya membuat kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan membandingkan karakteristik masyarakat tentang hipertensi di pedesaan dan perkotaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat mampu mengendalikan berbagai faktor risiko yang terjadi sehingga hipertensi dapat diturunkan.

Kami melakukan penelitian dengan membandingkan karakteristik  masyarakat yang tinggal wilayah pesisir Surabaya  (Pantai Kenjeran) dan Banyuwangi (Pantai Santen). Surabaya, yang merupakan ibu kota Jawa Timur, mewakili lokasi perkotaan, sedangkan Banyuwangi adalah kawasan ekowisata yang sedang berkembang yang mewakili daerah pedesaan. Kriteria dalam penelitian kami adalah wanita yang berusia lebih dari 45 tahun, berdomisili selama 10 tahun dan bersedia mengumpulkan urin 24 jam serta berpartisipasi aktif di posyandu lansia. 

Dari 54 responden di pedesaan, 27.8% mengalami hipertensi. Sedangkan dari 51 responden di perkotaan, 37.25% mengalami hipertensi.  Hasil ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan. Selain itu, terdapat perbedaan faktor risiko hipertensi yang terjadi baik di pedesaan maupun di perkotaan. Faktor risiko hipertensi di daerah pedesaan adalah faktor usia dan faktor risiko hipertensi di perkotaan adalah kadar natrium urin, kadar kalium urin, dan indeks massa tubuh. Faktor pada kelompok pedesaan lebih ke faktor non modifiable sedangkan faktor pada kelompok perkotaan lebih ke faktor perilaku yang bisa dimodifikasi.

Walaupun menemukan hasil yang berbeda,  faktor risiko di kedua area tersebut sama pentingnya untuk diatasi. Hipertensi merupakan kondisi yang berbahaya jika tidak ditangani dengan baik, dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian.  Kolaborasi dari berbagai sektor sangat dibutuhkan, seperti puskesmas, posyandu lansia, bahkan dinas kesehatan setempat. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperkuat strategi yang ada dan mengembangkan pendekatan inovatif untuk mengatasi beban hipertensi di masyarakat. Salah satu perubahan gaya hidup sehat yang dapat diterapkan adalah mengganti garam natrium biasa dengan garam mineral rendah natrium, tinggi kalium, dan tinggi magnesium. Pemerintah harus meningkatkan akses diagnosis dan pengobatan dengan mengutamakan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan; terutama di tingkat perawatan kesehatan primer.

Penulis: Erni Astutik, S.K.M., M.Epid

Informasi detail tentang artikel dapat dilihat pada: Astutik, E., Farapti, F., Tama, T. D., & Puspikawati, S. I. (2021). Differences Risk Factors for Hypertension Among Elderly Woman in Rural and Urban Indonesia. The Yale journal of biology and medicine94(3), 407–415.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp