Aspek Sosial-Psikologis yang Harus Diperhatikan Guru Jelang Pelajaran Tatap Muka

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Radar Kudus JawaPos

UNAIR NEWS – Jelang kebijakan untuk segera mengadakan pembelajaran tatap muka, Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR) turut berperan menyongsong momen tersebut. Sabtu (30/10/2021), FPsi UNAIR menggelar webinar yang ditujukan bagi para guru dan dunia pendidikan.

Dosen FPsi UNAIR Endah Mastuti, S.Psi., M.Si., Psikolog dalam kesempatan tersebut menjelaskan aspek-aspek yang harus diperhatikan pendidik saat kembali melakukan pelajaran tatap muka. Khususnya terkait ekosistem pembelajaran yang sehat dan bermakna bagi murid.

Pertama, Endah menekankan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) akan membuat baik murid maupun guru membutuhkan adaptasi agar dapat melakukan pembelajaran dengan sukses namun juga tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Untuk itu pendidik diharapkan bisa mendukung adaptasi murid dari segi akademik maupun sosial di sekolah,” jelasnya.

Kedua, pendidik diharapkan juga mampu mempertahankan kompetensi dan harga diri murid, khususnya terkait motivasi belajar dan hubungan dengan murid lain. Dalam fase sekolah dasar, umumnya murid akan mulai membangun relasi dan aktivitas sosial mengikuti gender dan teman yang berjenis kelamin sama.

“Pendidik harus mendorong refleksi identitas. Dorong keterbukaan dan sikap non-seksis. Pembekalan strategi melawan situasi yang tidak aman juga penting dilakukan,” terang Endah.

Suasana Zoom Meeting Webinar. (Sumber: istimewa)

Maka selain masalah akademik, Endah mendorong pendidik juga memperhatikan pembelajaran berbasis sosial dan psikologis. Pastikan murid mengetahui apa yang harus dilakukan dalam situasi konflik, kemarahan, maupun frustasi.

Ketiga, Endah juga menyoroti murid sekolah dasar akhir yang umumnya akan mulai merasakan perubahan fisik dan emosional karena fase pubertas. Ajak murid memahami perubahan dan perasaan yang dialami saat pubertas.

“Apa saja yang harus dipahami dan dilakukan saat fase itu, serta bantu mereka menumbuhkan citra tubuh positif agar bisa beradaptasi dan menerima perubahan bentuk tubuh selama masa pubertas,” imbuhnya.

Melalui beberapa poin penting tersebut, diharapkan nantinya para guru mampu mempersiapkan pembelajaran tatap muka dengan sukses. Tidak hanya dari segi akademis, namun juga sosial dan emosional.

Gelaran yang dihadiri lusinan guru dari berbagai sekolah itu sendiri dikoordinatori oleh Kelompok Kajian Kesehatan Mental. Digelar secara daring, kegiatan tersebut mengambil topik utama tentang persiapan pembelajaran tatap muka yang sehat dan bermakna untuk anak dan remaja. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp