Rapat Paripurna MSA PTN-BH Diskusikan Peran Perguruan Tinggi di Tengah Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ketua Senat Akademik UNAIR Prof. Djoko Santoso Ph.D., saat memberikan sambutan. (Foto: Andi Pramono)

UNAIR NEWS – Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (MSA PTN-BH) kembali menggelar rapat paripurna. Tahun ini, rapat kembali dilangsungkan di Universitas Airlangga secara daring dan luring dengan mengusung tema “Membackup Persiapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Perguruan Tinggi”.

Hadir secara luring Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, M.T., bersama Ketua Senat Akademik UNAIR Prof. Djoko Santoso Ph.D., serta jajaran pimpinan di lingkungan UNAIR. Sementara itu, hadir secara daring para anggota MSA dari dua belas PTN-BH.

Dalam kegiatan yang dilangsungkan pada Sabtu (30/10), Ketua Senat Akademik UNAIR Prof. Djoko dalam sambutannya menegaskan tentang urgensi MSA PTN-BH. Menurutnya, peran PTN-BH harus lebih ekstra dalam menyongsong berbagai langkah dan kebijakan yang bisa berdampak positif pada masyarakat.

“Peran PTN-BH tidak hanya memperkuat kampus dalam rekognisi Dimata dunia, tapi jauh dari itu ada amanah yang lebih besar yakni upaya memberikan sumbangsih yang nyata untuk kehidupan manusia,” ujar Guru Besar FK UNAIR itu.  

Suasana Rapat Paripurna MSA PTN-BH di Ruang Sidang Pleno Rektorat Kampus C UNAIR. (Foto: Andi Pramono)

Sementara itu, Ketua MSA PTN-BH dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pandemi yang sedang terjadi telah memberikan banyak pelajaran dan perubahan yang terjadi dengan cepat. Dalam dunia pendidikan, tandasnya, pandemi telah mendorong semua pihak untuk terus melahirkan berbagai inovasi.

“Oleh sebab itu, peran MSA telah menjadi salah wadah yang berfungsi dalam mengoptimalkan peran Tri Dharma Perguruan Tinggi demi mewujudkan kesejahteraan bersama,” tandasnya.

Selanjutnya, Rektor UNAIR Prof. Nasih dalam sambutan pembukaan kegiatan menegaskan bahwa dalam realisasinya PTN-BH harus mampu menjawab empat persoalan yang dijawab dengan teknis. Pertama, ujarnya, terkait dengan dayang saing lulusan.

“Ini adalah isu yang sudah sangat lama. Isu berkaitan dengan daya saing alumni ini sudah berjalan sejak awal tahun 2000-an. kualitas lulusan ini menjadi sebuah muara yang kuat. Relevansi pembelajaran bisa menunjukkan hasil kualitas lulusan,” paparnya.  

Kedua, lanjut Prof. Nasih, terkait kebermanfaatan dari riset yang dilakukan. Sedangkan ketiga adalah terkait kemandirian dalam inovasi dan yang keempat efektivitas dan efisiensi di organisasi.

“Efektivitas dan efisiensi ini menjadi salah satu pertimbangan yang sangat penting dalam strategi kita semua untuk menentukan kebijakan dan mengambil keputusan,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp