Pakar UNAIR Dorong Pengembangan Stem Cell di Bidang Kedokteran Hewan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Adult Stem Cells Based Therapies in Veterinary Medicine (Ilustrasi by: fortunejournals.com)

UNAIR NEWS – Pesatnya perkembangan penelitian stem cell tidak terlepas dari penggunaan hewan coba sebagai hewan model seperti, mencit, tikus, kelinci, hingga babi dan anjing membuka peluang juga pengembangan stem cell untuk diaplikasikan pada hewan peliharaan seperti, anjing, kucing dan kuda. Penelitian terkait stem cell yang khusus ditujukan untuk berbagai aplikasi di bidang kedokteran hewan diawali sejak tahun 1998 dimulai dengan dilakukannya isolasi dan karakterisasi stem cell dari sumsum tulang anjing atau disebut sebagai Canine Bone Marrow derived Mesenchymal Stem Cell (cBM-MSC) hingga puncaknya pada tahun 2011 para ilmuwan dari Korea Selatan berhasil melakukan cloning dengan metode transfer inti sel (nuclear transfer) dari Stem Cell yang diisolasi dari jaringan lemak anjing (Canine Adipose derived Mesenchymal Stem Cell – cAD-MSC).

Kepada UNAIR NEWS Rabu (27/10), Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR, Suryo Kuncorojakti, drh., M.Vet., Ph.D., menyampaikan bahwa peran stem cell di bidang kedokteran hewan sendiri sangatlah dinanti oleh banyak pecinta hewan. Seperti diketahui, lanjutnya, stem cell adalah suatu sel “nenek moyang” yang belum berubah menjadi sel dengan fungsi tertentu. 

Dokter Suryo menyebut saat ini ada beberapa tipe stem cell dengan masing-masing karakteristiknya seperti embryonic stem cell (ESC) yang berasal dari embryo, hematopoietic stem cell (HSC) yang berasal dari sel “nenek moyang” darah dan sumsum, mesenchymal stem cell (MSC) yang berasal dari berbagai jaringan dewasa dan induced pluripotent stem cell (iPSC) yang berasal dari sel dewasa namun dengan bantuan teknologi “cell bioengineering” tipe sel dewasa yang sudah memiliki fungsi tertentu bisa dimanipulasi dan dikembalikan menjadi sel “nenek moyang” yang belum mempunyai fungsi khusus dan mampu berkembang menjadi tipe sel lain dengan berbagai fungsi khususnya. 

“Di bidang kedokteran hewan, mesenchymal stem cell (MSC) inilah yang banyak digunakan untuk aplikasi klinis. MSC sendiri mempunyai berbagai sifat menguntungkan seperti mempunyai kemampuan berkembang dan berubah sesuai dengan lineage nya namun tidak menutup kemungkinan perubahan tipe sel ini juga bisa berubah menjadi sel yang berbeda dari lineage asalnya atau sering disebut sebagai transdifferentiation,” ungkap Dokter Suryo.

Selain itu, tambahnya, MSC mempunyai sifat menguntungkan lain seperti, memacu proses angiogenesis atau proses pembentukan pembuluh darah baru, bisa memodulasi sistem serta berbagai keunggulan lain yang dimiliki oleh MSC.

“Pada awalnya aplikasi stem cell hanya terbatas pada jaringan lunak dan sistem muskuloskeletal pada anjing dan kuda. Aplikasi stem cell banyak di tujukan untuk proses penyembuhan luka pada anjing dan berbagai masalah gangguan persendian pada kuda. Hingga akhirnya saat ini aplikasi terapi MSC pada hewan telah dilaporkan berhasil untuk menangani berbagai kasus pada hewan seperti penyakit autoimmune, gangguan pada ginjal, gangguan tulang belakang, berbagai masalah penyakit kulit, hingga kasus keganasan seperti lymphoma, angiosarcoma, mammary tumour, squamous cell carcinoma dan lain-lain,” jelas Dokter Suryo.

Harapan kedepan terkait keilmuan stem cell di bidang kedokteran hewan, terkait dengan pengembangan kurikulum di FKH UNAIR saat ini kurikulum pembelajaran yang terkait stem cell sudah eksis di berbagai level strata pendidikan terutama S2 dan S3. 

“Yang terbaru adalah untuk kurikulum di level sarjana, saat ini tim di FKH UNAIR telah merancang kurikulum pembelajaran stem cell yang dikhususkan bagi mahasiswa di level sarjana, diharapkan nantinya dokter hewan lulusan  Universitas Airlangga mempunyai bekal mengenai terapi terkini yang berbasis pada stem cell,” tandasnya.

Terkait pengembangan riset stem cell pada hewan, lanjutnya, saat ini FKH UNAIR bekerja sama dengan Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) UNAIR untuk mempersiapkan fasilitas riset pengembangan stem cell pada hewan. 

“Langkah awal yang akan dilakukan adalah dengan memulai mengisolasi dan mengkarakterisasi stem cell dari berbagai spesies hewan kesayangan dan berbagai sumber jaringan serta melakukan penyimpanan atau banking sehingga nantinya akan ada semacam cell banking untuk keperluan terapi entah yang berbasis sel atau non sel (sekretom, exosome) pada hewan,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp