UNAIR NEWS – Pengembangan stem cell di bidang kedokteran hewan tidak bisa dipisahkan dari perkembangan stem cell di bidang kedokteran (human medicine). Berdasarkan database riset di Pubmed, penelitian pertama yang berhubungan dengan stem cell sudah diawali sejak tahun 1911 yang dilakukan oleh peneliti dari New Orleans, Louisiana, USA. Hingga pada akhirnya penelitian terkait dengan stem cell sangat berkembang sejak para ilmuwan berhasil mengisolasi stem cell dari sumsum tulang (bone marrow) dan melakukan transplantasi pada manusia di tahun 1968.
Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, melalui Divisi Anatomi Veteriner melakukan webinar dengan mengangkat topik “Update on Veterinary Stem Cell – The State of The Art Stem Cell Research for Clinical Application” pada Rabu (27/10).
Dalam kesempatan tersebut, hadir para ahli stem cell diantaranya Asst. Prof. Dr. Chenpop Sawangmake, DVM., M.Sc., Ph.D dari Chulalongkorn University, Dr. Sirirat Nantavisai, DVM., Ph.D. dari Chulalongkorn University, Dr. Chutirat Torsahakul, DVM. Dari Chulalongkorn University, Watchareewan Rodprasert, B.Sc., Ph.D. dari Chulalongkorn University dan Suryo Kuncorojakti, DVM., M.Vet., Ph.D. dari FKH Universitas Airlangga.
Beberapa poin bahasan dalam webinar tersebut adalah Veterinary Bone Tissue Engineering: Proteomic approach of Canine Mesenchymal Stem Cells Osteogenic Models yaitu penerapan stem cell untuk regenerasi sel-sel tulang. Selanjutnya, Stem Cell in Veterinary Ophthalmology: Translational bioengineered stem cell-based corneal sheet and stromal scaffold yaitu penerapan stem cell untuk regenerasi kornea hewan kesayangan. Untuk yang terakhir, Bioengineered Regenerative Therapy for Diabetes Melitus: Establishment on Canine Mesenchymal Stem Cell derived Insulin Producing Cells yaitu penerapan stem cell untuk regenerasi kelenjar pankreas yang memproduksi insulin.
M. Thohawi Elziyad Purnama, drh., M.Si. selaku perwakilan panitia berharap dari webinar stem cell ini dapat memberikan update informasi.
“Selain itu, perkembangan riset stem cell untuk dapat diketahui para peneliti dan klinisi sehingga dapat mengisi gap riset yang terkait dengan perkembangan stem cell,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Suryadiningrat
Editor: Nuri Hermawan
