Potensi Equine Chorionic Gonadotropine untuk Meningkatkan Perkembangan Folikel Domba Di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by okezone news

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi potensi eCG dalam meningkatkan perkembangan folikel dalam program sinkronisasi estrus dan superovulasi  padadomba ekor gemuk di Indonesia. Domba ekor gemuk ke-18  dibe5rikkan suntikan 7,5 mg PGF2 αdua kali dan dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok 1, tidak dilakukan injeksi eCG (Control); kelompok 2 disuntik eCG 150 IU dari Folligon-Intervet-Holland (T1) dan kelompok 3 disuntikkan eCG dari serum kuda betina hamil lokal Indonesia (T2). Pada hari ke-14 saat estrus terjadi, dilakukan ovariektomi. Ovarium yang diperoleh dibuat sediaan imunohistokimia untuk mengetahui ekspresi eCG sebagai penanda pertumbuhan folikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan (T1 dan T2) menunjukkan warna kecoklatan yang terlihat jelas pada folikel subordinat dan pudar pada folikel dominan dan folikel de Graaf, hasil ini berbeda nyata (p <0,01) antara kontrol dengan T1. dan T2, tetapi antara T1 dengan T2 tidak ada perbedaan (p> 0,05).

Hormon PGF2αdan eCG umumnya digunakan dalam program sinkronisasi estrus dan superovulasi pada ruminansia. PGF2αdigunakan untuk lisis korpus luteum, sehingga dapat terjadi estrus, sedangkan eCG seperti FSH dapat meningkatkan perkembangan folikel (Baker et al., 2000; Hermadi et al., 2019). Pada hewan pemamah biak, penggunaan eCG dalam superovulasi menghasilkan ukuran folikel yang lebih besar (Bergamaschi et al., 2006), peningkatan angka kebuntingan (Hermadi et al., 2019) dan jumlah embrio yang lebih tinggi (Baruselli et al., 2003) dan lebih rendah biaya (Hermadi et al., 2019). Pada sapi penggunaan eCG menghasilkan jumlah embrio yang jauh lebih banyak (Bevers et al., 1993) dan meningkatkan angka kebuntingan (Hermadi et al., 2019) dibandingkan dengan kontrol. Sulitnya mendapatkan dan mahalnya preparasi FSH-LH menyebabkan eCG menjadi alternatif perubahan teknik superovulasi dan program sinkronisasi estrus ruminansia (Martemucci et al .., 2011; Dias et al., 2011). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan eCG seperti FSH dapat meningkatkan perkembangan folikel melalui ekspresi eCG sebagai penanda pertumbuhan folikel dengan metode imunohistokimia

Penanganan hewan dilakukan dengan persetujuan etik dari Animal Care and Use Committee (ACUC) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan sesuai dengan pedoman Dewan Riset Nasional melalui seminar etika riset.Isolasi serum eCG dari serum kuda betina lokal bunting umur 1-3 bulan, pemurnian dan evaluasi berat molekul dengan sds-page dan pemeriksaan absorbansi densitas optik dengan metode ELISA (Hermadi et al., 2019). Setelah itu, penerapan eCG dalam penelitian ini akan membuktikan bahwa potensi eCG dapat meningkatkan perkembangan folikel dalam program sinkronisasi estrus dan superovulasidomba ekor gemuk. Domba ekor gemuk sejumlah 18 ekor diberi perlakuan menggunakan suntikan 7,5 mg PGF2α(Lutalyse, Zoetis, US) dua kali dan dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok 1 tidak disuntik eCG (sebagai kelompok Kontrol); disuntikkan eCG 150 IU dari Folligon Intervet-Holland (T1) dan disuntikkan eCG dari serum kuda betina bunt6ing lokal Indonesia (T2). Pada hari ke-14 saat estrus terjadi, dilakukan ovariektomi. Ovarium yang diperoleh dibuat sediaan imunohistokimia untuk mengetahui ekspresi eCG sebagai penanda pertumbuhan folikel. Pertama, membuat sayatan melalui jaringan ovarium secara melintang dari parafin Penanganan hewan dilakukan dengan persetujuan etik dari Animal Care and Use Committee (ACUC) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan sesuai dengan pedoman Dewan Riset Nasional melalui seminar etika.Isolasi serum eCG dari serum kuda betina lokal bunting umur 1-3 bulan, pemurnian dan evaluasi berat molekul dengan sds-page dan pemeriksaan absorbansi densitas optik dengan metode ELISA. Setelah itu, penerapan eCG dalam penelitian ini akan membuktikan bahwa potensi eCG dapat meningkatkan perkembangan folikel dalam program sinkronisasi dan estrus.Use Committee (ACUC) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan sesuai dengan  Dewan Riset Nasional melalui seminar etika.Isolasi serum eCG dari serum kuda betina lokal bunting umur 1-3 bulan, pemurnian dan evaluasi berat molekul dengan sds-page dan pemeriksaan absorbansi densitas optik dengan metode ELISA. Setelah itu, penerapan eCG dalam penelitian ini akan membuktikan bahwa potensi eCG dapat meningkatkan perkembangan folikel dalam program rehabilitasi dan estrus.Use Committee (ACUC) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan sesuai dengan baru Dewan Riset Nasional melalui seminar etika. Teknik IHC menggunakan antibodi monoklonal anti-eCG dan pengamatan ekspresi eCG dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran200 kali. Ekspresi variabel ditunjukkan dengan skor jaringan dengan perubahan warna kecoklatan akibat DAB-kromogen pada setiap sayatan. Hasil penelitianPerkembangan folikel di ovarium pada fase estrus hewan betina merupakan proses sekuensial yang terutama diatur oleh pengaruh hormon gonadotrofin dari hipofisis anterior, seperti folliculo stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Peningkatan kedua hormon ini berperan dalam perkembangan folikel. Kedua hormon dalam penelitian ini terbukti dapat ditingkatkan dengan penggunaan eCG dari serum kuda betina hamil lokal Indonesia dibandingkan dengan eCG dari paten Folligon- Intervet-Holland pada program sinkronisasi dan superovulasi estrus. Hal ini disebabkan eCG memiliki efek biologis 75% FSH dan 25% LH (Hermadi et al., 2019). Dalam penelitian ini perkembangan folikel yang terjadi didasarkan pada skor ekspresi eCG dengan metode imunohistokimia (IHC).Skor ekspresi eCG dengan metode IHC diukur berdasarkan metode sistem penilaian IHC. Penilaian IHC berdasarkan Nowak et al. (2007), Skor IHC = A x B (A = lebar persentase ekspresi dan B = Intensitas Warna Chromogen).Pada penelitian ini skor ekspresi eCG tertinggi pada saat perkembangan folikel subordinat kemudian menurun pada folikel dominan dan selanjutnya menurun. Menurun pada saat folikel de Graaf, yang berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol .Skor IHC semikuantitatif dengan mempertimbangkan persentase sel positif (A) dan warna Intensitas Reaksi (B) dengan skor akhir mewakili produk dari keduanya.

Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwaeCG dapat meningkatkan perkembangan folikel dalam program sinkronisasi dan superovulasi estrus pada domba ekor gemuk yang diamati melalui metode imunohistokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan menunjukkan warna coklat yang terlihat pada folikel subordinat dan memudar pada folikel dominan dan folikel de Graaf yang berbeda nyata (p <0,01) dibandingkan dengan kelompok perlakuan.

Penulis: Herry A. Hermadi,  Sunaryo H. Warsito, Erma Safitri

Judul Artikel :Potential of equine chorionic gonadotropine (eCG) to improve follicular development in program of estrus synchronization and superovulation of fat tail sheep in Indonesia

Link: http://www.ijpronline.com/ViewArticleDetail.aspx?ID=20820

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp