Penutupan Oronasal Fistula Pasca Operasi Penutupan Celah Lelangit dengan Flap Lidah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Klikdokter

Fistula oronasal adalah hubungan yang tidak normal antara rongga mulut dan rongga hidung yang dapat terbentuk pasca operasi untuk penutupan celah lelangit, terutama pada celah lelangit yang lebar.Insidens terjadinya fistula oronasal antara 5-34% dan sulit untuk dilakukan perawatan, juga beresiko untuk terjadi fistula kembali pasca operasi. Terdapat beberapa masalah yang timbul terkait dengan fistula oronasal ini, antara lain regurgitasi, masalah bicara, dan gangguan pemeliharaan oral hygiene yang meningkatkan resiko rinosinusitis kronis.

Beberapa teknik penutupan fistula oronasal dapat dilakukan seperti flap palatal dari lelangit rongga mulut, penutupan dengan buccal fat pad(lemak pipi), dan flap lidah. Penutupan fistula oronasal dengan menggunakan buccal fat pad dan flap palatal mempunyai keterbatasan yaitu tidak dapat digunakan untuk menutup celah yang lebar, dan juga operasi penutupan celah lelangit yang berulang menyebabkan jaringan parut pada mukosa palatal yang akan menyulitkan dalam operasi dan menyebabkan kegagalan. Teknik penutupan fistula oronasal dengan menggunakan flap lidah diperkenalkan oleh Lexer pada tahu 1909, teknik ini menggunakan flap yang dibentuk dari bagian punggung lidah untuk menutup defek lelangit rongga  mulut yang menyebabkan fistula oronasal. Prosedur operasi meliputi 2 tahapan, yaitu operasi penutupan fistula oronasal dan operrasi kedua untuk memotong dasar flap setelah penyembuhan flap penutup defek.

Pada artikel ini dibahas laporan kasus  suatu operasi penutupan fistula oronasal dan celah alveolar bilateral yang terkait dengan riwayat celah bibir dan lelangit yang diderita pasien sebelumnya, dengan menggunakan flap lidah pada pasien perempuan berusia 11 tahun yang datang ke RSGM Universitas Airlangga Surabaya. Pasien tersebut sudah menjalani operasi untuk menutup celah bibir dan lelangit sepuluh tahun sebelum datang ke RSGM Universitas Airlangga. Operasi penutupan fistula oronasal dilakukan 2 tahap. Tahap pertama adalah penutupan fistula dengan menggunakan flap lidah (pedicled tongue flap) dan penutupan celah alveolar dengan teknik advancement flap dengan mukosa gingiva, tanpa menggunakan tandur tulang, yang dilakukan dengan pembiusan general. Tahap kedua adalah pemotongan pedikel flap setelah 21 hari operasi tahap pertama, dilakukan dengan pembiusan lokal

Penutupan celah yang menyebabkan fistula oronasal merupakan suatu tantangan yang tidak mudah diatasi. Hal tersebut dipengaruhi ukuran dan lokasi celah. Pada kasus pasien ini juga disertai dengan celah pada tulang alveolar. Penutupan celah alveolar tidak menggunakan tandur tulang karena tidak ditemukan benih gigi taring pada celah tersebut yang diketahui dari hasil radiograf oklusal yang dilakukan sebelum operasi. Terdapat beberapa metode penutupan celah oronasal seperti penutupan primer, menggunakan flap lokal, flap lidah, menggunakan buccal fat pad, graf mukosa, dan free tissue transfer. Pada kasus ini dipilih penggunaan flap lidah karena jaringan lelangit tidak adekuat untuk digunakan sebagai flap loakl dan jaringan lelangit yang mengalami fibrosis karen aoperasi sebelumnya. Bagian lidah yang dapat digunakan adalah bagian dorsal (punggung), ventral (bagian bawah), dan bagian lateral. Pada kasus ini digunakan bagian dorsal lidah karena defek terletak pada bagian anterior lelangit. Flap lodah mempunyai beberapa keuntungan seperti memberikan ketebalan jaringan yang cukup, lokasi donor dapat ditutup dengan penjahitan primer, jumlah jaringan donor yang cukup, morbiditas daerah donor rendah, vaskulasrisasi baik, teknik yang relatif muddah, dan tidak terjadi jaringan parut seperti padda gambar diatas. Kerugiannya adalah karena jenis flap pedikel, memerlukan operasi kedua untuk memotong pedikel tersebut dan selama sebelum pemotongan tersebut pasien tidak dapat menggerakkan lidahnya sehingga pemberian makanan dilakukan dengan menggunakan selang hidung yang dipasangkan sampai ke lambung untuk memasukkan makanan cair. Setelah evaluasi 3 bulan pasca operasi, ditemukan hasil yang baik, daerah donor di lidah sembuh sempurna tanpa jaringan parut, daerah lelangit tertutup dengan jaringan lidah yang sudah mengalami remodeling. Dengan demikian dapat disimpulkan flap lidah merupakn teknik yang direkomendasikan untuk menutup celah fistula oronasal yang besar dengan jaringan lelangit yang tidak adekuat.

Penulis: Dr. Ni Putu Mira Sumarta, drg., Sp.BM(K)

Judul asli: Closure of Oronasal Fistulae Post Palatoraphy withTongue Flap in Bilateral Complete Cleft Lip PalatePatient: A Case Report. Identitas Jurnal: Archives of Orofacial Sciences, 2021; 16(supp.1): 59-65

Link: http://aos.usm.my/index.php/2016-2021-issues/34-2016-2025-issues/issues-2021/91-vol-16-supp-1

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp