Kemampuan Roughing Filter sebagai Pengolahan Air Bersih

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh esi.info

Salah satu sungai yang mengalir di Kabupaten Sidoarjo adalah sungai Buduran. Panjang sungai Buduran dari hulu ke hilirnya mencapai 18 km dan lebarnya berkisar antara 5-15m. Perkembangan industri, pertanian, dan permukiman di sekitar sungai Buduran menyebabkan terjadinya pencemaran. Limbah yang mencemari sungai Buduran umumnya berasal dari sektor pertanian, industri (industri plastik, makanan, dan industri kecil) yang beroperasi di sekitar bantaran sungai Buduran, dan limbah domestik yang berasal dari permukiman warga di sekitar sungai Buduran.

Air sungai Buduran dimanfaatkan sebagai sumber air baku PDAM Kabupaten Sidoarjo, sehingga diperlukan pengolahan agar sesuai dengan baku mutu air minum yang teah ditetapkan dan aman untuk digunakan oleh masyarakat. Kualitas awal air baku dapat dilihat melalui tiga karakteristik, yaitu karakteristik fisika (suhu, kekeruhan, warna, total padatan yang tersuspensi, bau, dan rasa), karakteristik kimia (pH, kandungan bahan kimia, dan kesadahan), dan karakteristik biologi (parameter E. Coli).

Secara umum, proses pengolahan air minum terdiri atas pretreatment/primary treatment, secondary treatment, dan advanced treatment. Salah satu tempat pengolahan air minum di kabupaten Sidoarjo adalah IPAM Siwalanpanji. Sungai Buduran merupakan sumber air baku yang digunakan oleh IPAM Siwalanpanji. Unit yang digunakan dalam IPAM Siwalanpanji adalah, intake, sumur pengumpul, prasedimentasi, koagulasi, flokulasi, bak pengumpul, filtrasi, desinfeksi, dan kemudian ditampung di reservoir. Proses filtrasi air yang dilakukan di IPAM Siwalanpanji menggunakan unit ultrafiltrasi. Ultrafiltrasi merupakan filtrasi menggunakan membran yang memiliki pori 0,1-0,001µm, jenis filtrasi yang mampu menyaring air baku dengan nilai kekeruhan tidak melebihi 100 NTU, karena dapat menurunkan efektifitas membran yang digunakan. Upflow Roughing Filter dapat dipilih sebagai alternatif unit tambahan untuk mengolah air baku di IPAM Siwalanpanji.

Filtrasi merupakan proses pemisahan air dengan partikel padatan menggunakan suatu media. Mekanisme filtrasi adalah dengan cara melewatkan koloid atau air yang mengandung padatan melalui suatu media yang memiliki pori lebih kecil dibandingkan dengan ukuran suatu padatan tersebut. Filtrasi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu slow sand filter, rapid sand filter, filter membran, dan filter karbon aktif. Roughing filter merupakan salah satu jenis filter yang telah banyak digunakan. Umumnya, roughing filter digunakan sebagai primary treatment dan bertujuan untuk menyisihkan partikel dalam jumlah besar. Roughing filter biasanya menggunakan media kerikil dengan ukuran yang berbeda, pada kompartemen awal kerikil yang digunakan berdiameter besar dan pada kompartemen berikutnya menggunakan kerikil dengan diameter yang lebih kecil.

Kerikil merupakan media yang digunakan dalam penelitian ini, tujuan penelitian ini adalah mengurangi turbiditas dengan melakukan variasi kecepatan filtrasi dengan menggunakan geotextile dan dengan tidak menggunakan geotextile. Turbiditas awal sebesar 2500 NTU, sebanyak 6 kompartemen digunakan dan diisi dengan gravel berukuran 10-40 mm. Panjang reaktor yang digunakan sebesar 150 cm dan lebar reaktor sebesar 25 cm. Variasi kecepatan filtrasi yang digunakan dalam penelitian dengan roughing filter yaitu 1m3/m2/jam dan 3m3/m2/jam. Penelitian dilakukan pada awal bulan April 2012 hingga akhir Juni 2012 dan berlokasi di IPAM Siwalanpanji.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa reduksi menggunakan Upflow Roughing Filter in Series dengan kecepatan 1m/jam, tanpa menggunakan geotekstil, dan nilai kekeruhan awal sebesar 25518,8 NTU mampu menurunkan kekeruhan menjadi 102,2 NTU. Persentase removal mencapai 95,95%. Namun, proses pengolahan lanjutan untuk menurunkan kekeruhan masih diperlukan sebelum air baku memasuki proses ultrafiltrasi. Koagulasi menggunakan koagulan organik seperti koagulan Opuntia spp direkomendasikan sebagai pengolahan air baku setelah roughing filter. Penggunaan koagulan organik mampu menurunkan nilai kekeruhan hingga 2,04 NTU. Porositas pada media kerikil juga berpotensi menurunkan nilai kekeruhan, TSS, dan total coli. Jenis roughing filter yang cocok diterapkan di IPAM Siwalanpanji adalah roughing filter dengan variasi kecepatan filtrasi 1m/jam tanpa menggunakan geotekstil, karena proses perawatannya lebih mudah dibandingkan dengan roughing filter yang menggunakan geotekstil.

Penulis: Nur Indradewi Oktavitri

Tulisan detail terkait artikel ini dapat dilihat dalam publikasi kami di

http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=11094&iid=323&jid=4

MARITHA NILAM KUSUMA, WAHYONO HADI, NUR INDRADEWI OKTAVITRI, TALENT PRAMESTYAWATI, RACHMANU EKO HANDRIYONO AND RO’DU DHUHA AFRIANISA. 2020 UPFLOW ROUGHING FILTER IN SERIES AS ALTERNATIVE PRETREATMENT IN WATER TREATMENT PLANT SIWALANPANJI, SIDOARJO, INDONESIA

Pollution research paper Vol. 39, Issue 4, 2020; Page No (1168-1174)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp