Teh Putih Upaya Alternatif Menjaga Berat Badan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh beritakota.co.id

Obesitas diproyeksikan menjadi masalah gizi kesehatan masyarakat di seluruh dunia, dan menjadi masalah serius di negara berkembang. Lebih dari seperempat masyarakat dewasa di Indonesia kelebihan berat badan dan obesitas. Prevalensi obesitas meningkat pesat di banyak negara, dan dipandang sebagai pandemi global. Akibat kelebihan berat badan berhubungan dengan berbagai penyakit tidak menular termasuk diabetes tipe II, penyakit jantung coroner, kanker dll.

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang memungkikan dapat mangatasi masalah obesitas. Aktivitas fisik meningkatkan pengeluaran energi total seseorang, yang dapat menjaga keseimbangan energi atau bahkan menurunkan berat badan, selama tubuh tidak makan lebih banyak untuk mengimbangi kalori ekstra yang terbakar. Namun saat berolahraga tubuh akan cepat kehilangan oksigen sehingga asam laktat akan meningkat dan menyebabkan kelelahan. Cadangan glikogen dapat menurun dan kemampuan otot untuk mengambil glukosa dalam darah dapat menurunkan tingkat oksidasi dan daya tahan tubuh. Kemampuan menyimpan cadangan glikogen yang tinggi saat berolahraga dengan meningkatkan penggunaan asam lemak sebagai sumber energi pengganti glukosa dapat menurunkan kadar asam laktat yang berhubungan dengan kelelahan.

Konsumsi makanan sumber antioksidan kini banyak digunakan untuk menjaga daya tahan tubuh dan berat badan. Salah satu antioksidan alami yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah polifenol dalam teh. Studi diet total mengungkapkan sekitar sepertiga orang Indonesia mengonsumsi teh. Konsumsi teh hijau yang dikombinasikan dengan olahraga intensitas sedang dapat meningkatkan proporsi penggunaan lemak tubuh saat berolahraga dan berpotensi meningkatkan daya tahan tubuh. Teh mengandung beberapa senyawa bioaktif yang diyakini memiliki berbagai sifat fisiologis, termasuk sebagai anti-, antioksidan, antiaterosklerosis dan hipolipidemik dalam beberapa penelitian. Teh mengandung banyak flavonoid polifenol yang aktif secara biologis, umumnya dikenal sebagai katekin, yang membentuk 30% dari berat kering daunnya. Katekin ini termasuk epicatechin, epicatechin-3-gallate, epigallocatechin, dan epigallocatechin-3-gallate (EGCG). EGCG adalah antioksidan yang dicirikan dengan baik (Feng et.al 2001). Polifenol yang terkandung dalam teh memiliki potensi antioksidan yang baik dalam menangkap radikal bebas seperti superoksida, hidroksil, dan peroksil. Dibandingkan dengan teh hijau, total katekin (teh putih 13,22; teh hijau 12,95) dan kafein (teh putih 4,85 g/kg; teh hijau 2,90 g/kg) teh putih relatif lebih tinggi. Teh putih dibuat dari pucuk dan daun tanaman teh. Hal ini sering digambarkan sebagai diproses minimal dan tidak teroksidasi. Pada dasarnya dipetik dan kemudian dilayukan (dipaparkan pada suhu rendah untuk mengurangi kadar airnya) dan dikeringkan (dengan sinar matahari atau udara panas).

Aktivitas antioksidan polifenol yang terkandung dalam teh memiliki kemampuan untuk menangkap superoksida, meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi glutathione peroksidase, glutathione reduktase, gluthatione-S-transferase, katalase dan kina reduktase di usus halus, hati dan paru-paru. Katekin dapat meningkatkan aktivitas oksidasi pada otot rangka dan meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas dalam darah sehingga dapat menurunkan kadar laktat sehingga daya tahan tubuh meningkat. Peningkatan asam lemak bebas ini sejalan dengan peningkatan penggunaan lemak sebagai sumber energi. Selain itu, epi-gallocatechin 3-gallate (EGCG) sebagai komponen utama katekin juga dipercaya sebagai mediator dalam peningkatan kapasitas daya tahan oleh katekin melalui peningkatan oksidasi otot rangka dan peningkatan asam lemak translocase/CD36 mRNA. Banyak senyawa alami telah diusulkan sebagai pengobatan untuk obesitas melalui peningkatan pengeluaran energi termasuk kafein, capsaicin, teh dan ekstraknya. Teh yang mengandung kafein dan catechinpolyphenols, telah dilaporkan memiliki efek pada berat badan Hampir semua penelitian dengan subjek Asia telah menunjukkan hasil positif efek anti-obesitas katekin

Pada penelitian ini dilakukan uji coba pemberian the putih terhadap tikus/ hewan coba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan berat badan dan kapasitas daya tahan yang signifikan. Berat badan pada semua kelompok mengalami peningkatan kecuali kelompok yang dosis teh putihnya paling tinggi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada endurance tikus yang merepresentasikan daya tahan selama tes renang. Konsumsi teh putih dalam dosis tertentu memiliki efek potensial pada penurunan berat badan dan pemeliharaan berat badan. Hasil ini menunjukkan bahwa teh putih (katekin) bertanggung jawab untuk pemeliharaan berat badan dan meningkatkan daya tahan subjek. Hasil penelitian ini dapat diikuti sebagai penelitian intervensi manusia sebagai masukan bagi ahli gizi dan ilmuwan olahraga untuk mengeksplorasi efek menguntungkan dari teh putih. Penelitian ini menambah lebih banyak bukti dan informasi tentang manfaat teh putih sebagai minuman potensial dalam gaya hidup sehat di masa depan. (MAR)

Penulis: Mahmud Aditya Rifqi, S.Gz, M.Si

Hasil penelitian dipublikasikan pada Journal of Health Research

Website:
https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/JHR-01-2020-0020/full/pdf

Judul: White tea drink (Camellia sinensis) improves endurance and body weight maintenance of rats

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp