Peringatan Dies Natalis Ke-67 UNAIR Gelar Khitanan Massal

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PUSPAS dan BKRSFK UNAIR Gelar Khitanan Masal untuk Anak Yatim Piatu
Dokumentasi foto bersama anak-anak yang akan di khitan.

UNAIR NEWS – alam rangka memperingati Dies Natalis ke-67 Universitas Airlangga (UNAIR), Badan Koordinasi Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan (BKRSFK) yang di dukung oleh Pusat Pengelolaan Dana Sosial (PUSPAS) UNAIR  menggelar khitanan massal untuk anak-anak di Surabaya. Acara tersebut dilangsungkan di Yayasan Sekolah Dasar Islam Himpunan Anak Yatim dan Anak Terlantar (SDI Himmatun Ayat) Wonorejo Surabaya pada Minggu (24/10/2021).

Ketua Badan Koordinasi Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan (BKRSFK UNAIR), Prof. Dr. SOETOJO dr., Sp.U(K) selaku pemrakarsa kegiatan itu menuturkan bahwa khitanan massal tersebut ditangani oleh para dokter ahli sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. “Tenaga medis dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) urologi ada 10 orang, dan tenaga pembantu dari LKMI ada sebanyak 35 tim medis dan 16 tim administrasi,” ujarnya.

“Selain itu, kami mendapat support dari PUSPAS UNAIR yang dibantu tim panitia sebanyak 10 orang dengan 3 orang sebagai pemeriksa GeNose,” tambah Prof. Soetojo. 

Melalui kaca mata medis, Prof. Soetojo menuturkan tentang pentingnya seorang anak untuk di-khitan. “Sunat itu wajib hukumnya. Hal itu bisa menghindarkan daripada penyakit dan merupakan bagian untuk menjaga kebersihan,” katanya.

“Orang apabila tidak di-khitan, terutama orang dengan kondisi fimosis itu menyebabkan kencingnya tidak lancar sehingga kencingnya kembali ke dalam dan menyebabkan infeksi pada ginjal yang dapat berakibat fatal,” sambung ketua BKRSFK UNAIR tersebut. 

Prof. Dr. SOETOJO dr., Sp.U(K) selaku ketua BKRSFK UNAIR saat hendak melakukan prosesi khitan.

Sementara itu, Ketua PUSPAS, Dr. Wisudanto, S.E., M.M, CFP, ASPM., menjelaskan, “Ini perwujudan bahwa donasi dari masyarakat itu kembali ke masyarakat. Di sini kami men-support lewat pemberian baju kokoh, sarung, bingkisan berupa makanan, dan snack lengkap yang kalau dalam bahasa Jawa itu nasi tumpeng kuning sebagai wujud rasa syukur,” sebutnya.

“Kami juga melakukan GeNose sebagai skrining awal kesehatan pada satu hari sebelum acara karena kami patuh terhadap protokol kesehatan,” tambahnya. 

Melalui pelaksanaan kegiatan itu, sebanyak 30 anak di Surabaya berhasil di-khitan. Kegiatan itu juga turut mendukung SDGs nomor 3, yakni Good Health and Well-Being. 

Penulis: Zahwa E. Bella

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp