Program Triple Eliminasi (Hiv, Sifilis, dan Hepatitis B) dari Pemerintah untuk Ibu Hamil di Puskesmas Berjalan Baik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh pingpoint.co.id

Triple Eliminasi merupakan program yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menanggulangi penularan HIV (Human immunodeficiency virus), sifilis dan hepatitis B pada ibu hamil kepada bayinya. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diadopsi dari program WHO (World Health Organization) bernama triple elimination. WHO berpendapat bahwa angka penularan dapat menurun hingga 5% dari seharusnya 15% dengan adanya kegiatan preventif berupa pelaksanaan tes HIV, hepatitis B, dan sifilis saat antenatal care (ANC). Sementara itu, Kementerian Kesehatan mempunyai target untuk mencapai zero pada tahun 2030 sesuai dengan yang tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 52 tahun 2017.  Jumlah pasien sifilis di Indonesia pada tahun 2017 mencapai angka prevalensi 0,39% untuk HIV, 1,7% untuk sifilis, dan 2,5% untuk hepatitis B. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, angka tersebut masih termasuk dalam angka yang tinggi dan memungkinkan terjadinya penularan dari ibu hamil ke bayi dalam masa kehamilan sehingga diperlukan adanya perhatian yang lebih untuk mengatasinya. Penularan ketiga penyakit dari ibu hamil ke bayi dapat menyebabkan premature, BBLR, dan yang paling parah adalah kematian.

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi apakah program Triple Eliminasi yang dilaksanakan telah sesuai dengan target, sasaran, dan cakupan kegiatan yang telah ditetapkan. Hingga saat ini data mengenai hal tersebut sangat minim sehingga penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan data yang berarti bagi masyarakat terutama ibu hamil maupun pembuat kebijakan. Penelitian yang dilakukan melibatkan 3 puskesmas yakni Puskesmas Putat Jaya, Puskesmas Dupak, dan Puskesmas Perak Timur Surabaya. Pemilihan ketiga puskesmas tersebut dikarenakan termasuk dalam Poli Sexual Transmitted Disease yang hanya ada 14 puskesmas dari keseluruhan 63 puskesmas di Surabaya. Data yang didapatkan berasal dari rekam medik ibu hamil periode Januari-Desember 2018. Terdapat 1655 data ibu hamil yang terlibat dalam penelitian ini yang terdiri dari 443 ibu hamil dari Puskesmas Putat Jaya, 632 ibu hamil dari Puskesmas Dupak, dan 580 ibu hamil dari Puskesmas Perak Timur.

Penelitian berfokus dalam mengevaluasi 5 cakupan kegiatan program triple eliminasi, yaitu pelayanan antenatal (ANC) dan deteksi dini lengkap berkualitas, penanganan bagi ibu hamil dengan hasil positif, persalinan, hasil pemeriksaan pada anak, dan penanganan anak dari ibu yang terinfeksi selanjutnya dievaluasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Cakupan kegiatan pelayanan antenatal, deteksi dini berkualitas memiliki cakupan tes 95%, kelengkapan tes >60%, dan hasil <0,30%, <1,70%, 7,10% untuk masing-masing HIV, sifilis, dan hepatitis B di ketiga puskesmas. Pada tahun 2018, ditemukan 3 kasus HIV, 4 kasus sifilis, dan 41 kasus hepatitis B di ketiga puskesmas. Cakupan kegiatan penanganan ibu hamil memiliki presentase 100% di Puskesmas Putat Jaya, dan Perak Timur tetapi tidak ditemukan data di Puskesmas Dupak. Data mengenai hasil pemeriksaan dan penanganan anak dari ibu terinfeksi tidak dapat disajikan karena dirujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi sehingga tidak didapatkan data di Puskesmas.

Penelitian menyimpulkan bahwa program triple eliminasi berjalan dengan baik. Kriteria WHO mengenai program triple eliminasi di ketiga puskesmas yang menjadi tempat penelitian yakni Puskesmas Putat Jaya, Dupak, dan Perak Timur Surabaya terpenuhi dalam pelayanan antenatal yang lengkap dan kegiatan deteksi dini namun belum ada data dari Puskesmas Dupak mengenai pengobatan ibu hamil dengan hasil positif dan melahirkan. Hasil pemeriksaan anak dan pengobatan anak dari ibu yang terinfeksi memerlukan data lebih lanjut. Selain itu kasus HIV, sifilis dan hepatitis B memiliki angka yang rendah di tiga puskesmas. Diharapkan melalui pemerintah ini dapat membuat kebijakan maupun program lain yang dapat memperkuat keefektifan program serta agar target program triple eliminasi tercapai.

Penulis: Dr. Afif Nurul Hidayati dr.,Sp.KK(K), FINS-DV, FAADV

Informasi lebih lengkap dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://saber.ucv.ve/ojs/index.php/rev_gmc/article/view/22924/144814489214

Triple elimination in pregnant women in Indonesia Eliminación triple en mujeres embarazadas en Indonesia

Dinda Sella Octavian, Afif Nurul Hidayati, Muhammad Ilham Aldika Akbar, Muhammad Miftahussurur

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp