Produk Madu, Bee Pollen dan Propolis dari Lebah tanpa Sengat Kalimantan Timur sebagai Material Baru Antikanker dari Alam

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh greeners.co

Hasil hutan tropis Kalimantan Timur tidak hanya kayu tetapi juga non-kayu diantaranya ialah produk madu, bee pollen dan propolis. Produk hasil hutan non-kayu ini secara keseluruhan tidak sebesar dengan hasil hutan kayu tetapi produk madu, bee pollen dan propolis merupakan salah satu produk yang dipercaya memiliki potensi untuk kesehatan. Pemanfaatan produk madu, bee pollen dan propolis dari lebah tanpa sengat mulai berkembang seiring dengan kebutuhan akan produk nutraceutical yang tidak hanya sebagai makanan tetapi juga memiliki potensi obat.

Dalam pencarian material yang berpotensi obat dari produk madu, bee pollen dan propolis maka dilakukan skrining dan analisa mendalam dari tujuh jenis lebah tanpa sengat yang hidup di wilayah tropis Kalimantan Timur dengan kelembapan udara cukup tinggi. Kondisi lingkungan sekitar koloni lebah tanpa sengat sangat mempengaruhi kandungan dan kualitas madu, bee pollen dan propolis. Dengan menggunakan teknik ekstraksi dan isolasi senyawa bioaktif yang didukung uji bioaktivitas terkait potensi obat didapatkan hasil yang cukup signifikan yaitu madu, bee pollen dan propolis berpotensi besar sebagai agent antikanker.

Tujuh jenis lebah tanpa sengat yang terdapat di wilayah tropis Kalimantan Timur dikumpulkan produknya yaitu madu, bee pollen dan propolisnya. Ketiga produk tersebut dievaluasi potensi agent antikankernya dengan uji terhadap 3 sel kanker seperti sel kanker payudara (MCF-7), sel kanker serviks adenokarsinoma (Hela) dan sel kanker usus (Caco-2). Dengan menggunakan teknik kromatografi dan fraksinasi dipandu dengan uji bioassay, ekstrak etanol dari propolis Homotrigona fimbriata difraksinasi dan diisolasi menghasilkan senyawa bioaktif asam mangiferonat. Hasil evaluasi antikanker menunjukkan bahwa senyawa asam mangiferonat memiliki efek sitotoksisitas terhadap MCF-7 dengan IC50 sebesar 96,76 mM, dengan Hela dan Caco-2 menunjukkan nilai IC50 sebesar > 110 mM. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol propolis dari Homotrigona fimbriata dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai agent antikanker yang sangat penting.

Penulis: Rico Ramadhan

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada artikel ilmiah di: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1319562X21006926

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp