Pencegahan Efek Samping Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara dengan Pemberian Kombinasi Lisinopril dan Bisoprolol

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh lawankankerpayudara.id

Siapa tidak tahu kanker payudara, penyakit mematikan yang terjadi pada wanita. Data dari Globocanmenyebutkan bahwa pada tahun 2020, ada kurang lebih 65.858 kasus kanker payudara baru yang terdiagnosis di Indonesia. Artinya, ada 7,5 kasus kanker payudara baru yang terdiagnosis setiap jam. Angka tadi menambah jumlah kasus total sebanyak 2.261.419 kasus baru di seluruh dunia di tahun 2020 saja. Dari jumlah tersebut, sekitar 90% akan tetap hidup lebih dari 5 tahun setelah diagnosis ditegakkan dan menjadi survivor kanker. Angka harapan hidup survivor kanker dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor yang banyak mempengaruhi adalah penyakit kardiovaskuler.Data menyebutkan,penyebab kematian terbanyak pada survivor kanker payudara justru karena penyakit kardiovaskuler, bukan kanker payudaranya itu sendiri.

Dalam rangkaian terapi kanker payudara, tidak jarang pasien harus menjalani kemoterapi, baik sebelum operasi (neoajuvan) maupun setelah operasi (ajuvan). Salah satu jenis obat kemoterapi yang digunakan adalah obat golongan antrasiklin. Antrasiklin adalah agen kemoterapi yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara. Antrasiklin ini merupakan suatu bahan yang dapat bekerja melawan tumor melalui berbagai mekanisme, seperti menghambat kerja topoisomerase II, pelepasan histon dari kromatin, serta pembentukan radikal bebas berbasis zat besi. Meskipun antrasiklin merupakan terapi yang efektif dan umum digunakan, namun penggunaannya harus dibatasi dan diberikan dengan seksama oleh karena efek kardiotoksisitasnya (merusak sel otot jantung). Gagal jantung dan disfungsi ventrikel kiri adalah komplikasi jangka pendek dan jangka panjang yang dapat terjadi akibat paparan antrasiklin yang terjadi pada 5% hingga 23% pasien. Yang termasuk golongan antrasiklin antara lain doksorubisin, epirubisin, daunorubisin, dan mitoksantron.

Cukup banyak penelitian telah menyelidiki bagaimana cara untuk mencegah efek samping kardiotoksisitas ini. Beberapa diantaranya meneliti peran pencegahan dari obat-obatan golongan ACE inhibitor dan beta-blocker sebagai agen kardioprotektif. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh dr. Asdi Wihandono, Sp.B(K)Onk bersama dengan dr. Yohana Azhar, Sp.B(K)Onk, dr. Maman Abdurahman, Sp.B(K)Onk, dan dr. Sjarief Hidayat Sp.JP yang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi apakah pemberian lisinopril dan bisoprolol dapat mencegah efek samping kardiotoksisitas yang disebabkan oleh pemberian kemoterapi golongan antrasiklin.

Dalam penelitian ini, sebanyak 74 pasien dengan kanker payudara stadium lanjut lokal secara acak dimasukkan ke kelompok yang menerima lisinopril dan bisoprolol selama kemoterapi (intervensi), dan kelompok yang hanya mendapat kemoterapi saja (kontrol). Lisinopril dan bisoprolol dimulai secara bersamaan 24 jam sebelum siklus pertama kemoterapi. Dosis awal adalah 2,5 mg masing-masing, sekali sehari, dan ditingkatkan secara bertahap di bawah pengawasan ketat menjadi 10 mg jika tekanan darah sistolik terus-menerus tetap lebih dari 90 mmHg dan denyut nadi diatas 60 kali per menit. Studi ekhokardiografi dilakukan sebelum dan sesudah siklus ke-6 kemoterapi, dimana parameter yang diamati adalah perubahan dari left ventricle ejection fraction (LVEF). LVEF merupakan parameter yang menunjukkan jumlah darah yang mampu dipompa oleh ventrikel kiri keluar dari jantung. Oleh sebab itu penurunan nilai LVEF pada pasien yang mendapat kemoterapi merupakan efek samping yang perlu mendapat perhatian khusus.

Tidak ada perbedaan nilai LVEF awal antara kelompok intervensi dan kontrol. Namun, setelah dilakukan pemberian 6 siklus kemoterapi, tingkat penurunan LVEF lebih besar secara signifikan pada kelompok kontrol dibandingkan tingkat penurunan LVEF pada kelompok intervensi. Selain itu, tidak ditemukan adanya efek samping yang berat pada kelompok intervensi yang terkait dengan pemberian obat kemoterapi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian obat-obatan golongan ACE inhibitor dan beta-blocker memiliki potensi untuk meminimalisir efek samping pemberian obat kemoterapi pada pasien dengan kanker payudara stadium lanjut lokal. Pengobatan kombinasi dengan lisinopril dan bisoprolol dapat dipertimbangkan untuk diberikan dengan tujuan meminimalisir kardiotoksisitas yang pada pasien dengan kanker payudara stadium lanjut lokal yang diobati dengan kemoterapi berbasis antrasiklin. Namun, relevansi klinis dari penelitian ini harus dikonfirmasi dalam penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dalam jangka waktu follow up yang lebih lama.

Penulis: Asdi Wihandono, dr., Sp.B(K)Onk.

Link: The Role of Lisinopril and Bisoprolol to Prevent Anthracycline Induced Cardiotoxicity in Locally Advanced Breast Cancer Patients – PubMed (nih.gov)

Judul: The Role of Lisinopril and Bisoprolol to Prevent Anthracycline Induced Cardiotoxicity in Locally Advanced Breast Cancer Patients. Asian Pac J Cancer Prev. 2021 Sep 1;22(9):2847-2853. doi: 10.31557/APJCP.2021.22.9.2847. PMID: 34582653.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp