Dosen Teknik Elektro Sosialisasikan Pemanfaatan Stasiun Cuaca di Desa Megaluh, Jombang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prisma Megantoro, S.T., M.eng, menyampaikan manfaat dari pemakaian stasiun cuaca. (Foto: FTMM UNAIR)

UNAIR NEWS – Tim pengabdian masyarakat Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga menggelar sosialisasi kepada masyarakat Desa Megaluh, Kab. Jombang. Agenda yang berlangsung pada Sabtu (23/10/2021) itu turut dihadiri oleh Jajaran Dekanat FTMM, Perwakilan Polsek Megaluh, Kepala Desa Megaluh, dan berbagai lapisan masyarakat Megaluh.

Pada kesempatan ini, FTMM melalui Prisma Megantoro, S.T., M.eng, menyampaikan manfaat dari pemakaian stasiun cuaca. Hal ini akan bermanfaat untuk mengetahui prediksi cuaca secara presisi.

“Stasiun cuaca ini merupakan hasil riset saya dan mahasiswa di kampus. Ini terkoneksi dengan internet dan dapat di akses dari mana saja,” ujar dosen yang akrab dipanggil Prisma itu.

Dengan mengusung sistem berbasis internet of things (IoT), stasiun cuaca ini mampu mengukur parameter cuaca dan polutan gas di udara dengan aplikasi web berbasis HTML. 

Parameter cuaca yang diukur meliputi; kecepatan dan arah angin, curah hujan, suhu dan kelembaban udara, tekanan udara, dan indeks UV. Di sisi lain, gas yang diukur adalah; ammonia, hidrogen, metana, ozon, karbon monoksida, dan karbon dioksida.

Prisma melalui inovasinya ini memperkenalkan teknik mengirim semua data secara simultan. Semua parameter yang dibaca oleh setiap sensor diubah menjadi string kemudian digabungkan menjadi dataset string, dimana dataset ini dikirim ke server secara simultan.

“Pada sisi user interface (UI), dataset yang telah diunduh dari server diurai untuk diproses, kemudian ditampilkan. Sistem mengaplikasikan Google Firebase sebagai server database real-time untuk data-data sensor dan menggunakan platform GitHub sebagai web hosting,” jelasnya.

Aplikasi web menggunakan platform pemrograman berbasis HTML. Hasil penelitian ini menunjukkan perangkat berhasil beroperasi dengan baik dalam memberikan informasi perihal cuaca dan kondisi gas secara daring,” dan realtime.

SESI foto bersama jajaran pimpinan FTMM UNAIR bersama dengan perangkat desa. (Foto: FTMM UNAIR)

Jenis Sensor

Sistem AirFeel terdiri dari; sensor, mikrokontroler, router, dan modem dipasang pada peralatan di lapangan. Mereka disuplai oleh adaptor 9V 10A. Sedangkan pengukuran parameter cuaca menggunakan anemometer, wind vane, dan rain gauge yang terintegrasi dengan sensor DHT11 dan BMP dalam modul shield. Modul shield ini mengirimkan data melalui komunikasi serial ke mikrokontroler ESP32 Devkit C. 

Data cuaca ditambah dengan parameter intensitas cahaya matahari dan pengukuran 6 parameter gas polutan yang diukur dengan sensor-sensor gas (MQ-8, MQ-131, MQ-135, MQ-4, MQ-811, dan MQ-9). Data yang telah diolah kemudian diunggah  secara otomatis ke database server dan disimpan dalam kartu micro SD.

“Aplikasi berbasis web telah dibuat guna memantau semua parameter yang diukur. Aplikasi dapat diakses melalui laman https://ftmm.unair.ac.id/airfeelproject. Pengambilan data pada aplikasi web dilakukan dengan selang waktu 2 menit,” tandasnya.

Alat ukur kecepatan angin atau anemometer yang digunakan adalah kincir angin vertikal yang memiliki 3 kisi berbentuk sendok. Jenis turbin vertikal membuatnya mampu menangkap angin dari segala arah. Wind vane yang berbentuk sirip digunakan untuk mengukur sudut arah datangnya angin.

Sedangkan pengukuran curah hujan dilakukan dengan rain gauge yang berbentuk seperti wadah jungkat-jungkit. Sensor UV S12SD digunakan untuk mengukur level intensitas cahaya matahari.

Perancangan sistem stasiun cuaca dan pengukuran 6 jenis gas polutan berhasil dibuat untuk mengamati cuaca dan kondisi udara yang sebenarnya. Uji lapangan menunjukkan bahwa semua parameter cuaca yang diukur, yaitu arah dan kecepatan angin, curah hujan, indeks UV, suhu dan kelembaban udara, dan tekanan udara memiliki hasil pengukuran yang akurat dan presisi

“Alhamdulillah antusiasme masyarakat Megaluh begitu hebat. Kami sangat senang dapat terjun langsung dan memperoleh feedback positif dari masyarakat. Semoga kedepannya kolaborasi antara FTMM dan masyarakat Megaluh dapat membawa kebermanfaatan yang berkelanjutan,” pungkasnya.(*)

Penulis: Muhammad Wildan Suyuti

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp