Potensi Ekstrak Rumput Kebar Terhadap Histopatologi Duodenum Mencit Masa Laktasi yang Dipapar Karbofuran

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh id.wikipedia.org

Insektisida karbamat umumnya digunakan untuk membasmi hama yang menyerang tanaman atau buah-buahan khususnya karbofuran. Residu pada tanaman pertanian berdampak pada kesehatan manusia dan ternak, yang bukan merupakan sasaran utama penggunaan insektisida. Hasil penelitian sebelumnya menemukan residu karbofuran dalam pakan ternak seperti jerami, jagung, dan beras (nilai 12-102 ppb), yang dapat menyebabkan residu pada daging sebanyak 110-269 ppb dan dalam serum ternak. sebanyak 167-721 ppb. Paparan karbofuran dapat menimbulkan radikal bebas berupa Reactive Oxygen Species (ROS) yang akan berdampak pada kematian sel-sel di dalam tubuh termasuk sel epitel usus. ROS dapat menyebabkan peroksidasi lipid membran sehingga rantai asam lemak pada membran sel terputus dan kemudian menyebabkan cedera pada sel. Paparan zat toksik dapat menyebabkan inflamasi pada lamina propria usus sehingga akan menyebabkan kerusakan vili, kongesti, edema, infiltrasi neutrofilik. Malonaldehid (MDA) dan SOD digunakan sebagai indikator peroksidasi lipid dan nekrosis. Adanya senyawa antioksidan dan peningkatan ROS yang tidak seimbang akan menyebabkan stres oksidatif dan menyebabkan kerusakan pada DNA, lipid, dan protein.

Rumput Kebar (Biophytum petersianum) merupakan tanaman yang mengandung flavonoid dan tumbuh liar di Papua, Indonesia. Senyawa fenolik berfungsi sebagai antioksidan yang memiliki mekanisme untuk meredam dan menangkap radikal bebas. Vitamin E sebagai antioksidan lipid mampu memadamkan radikal bebas dan berfungsi sebagai penstabil membran. Vitamin A sebagai antioksidan bekerja dengan cara melemahkan radikal peroksil dan menghambat oksidasi lipid.

Ibu/induk pada masa laktasi yang mempunyai kondisi tubuh yang tidak stabil. Perubahan mukosa usus menyebabkan peningkatan jumlah sel epitel mukosa yang menyebabkan perubahan kondisi vili. Ibu/induk yang sedang dalam masa laktasi lebih rentan dibandingkan betina yang tidak dalam masa laktasi karena tingkat stres yang lebih tinggi, yang memicu kerentanan terhadap zat-zat toksik. Usus juga dapat menjadi saluran atau portal utama masuknya zat-zat yang tidak diinginkan oleh tubuh seperti zat-zat beracun seperti insektisida dan obat-obatan ke dalam tubuh. Insektisida dapat menyebabkan nekrosis yang menyebabkan hipermotilitas dan malabsorpsi akibat penurunan jumlah sel eritrosit. Masuknya zat toksik dapat menyebabkan radikal bebas meningkatkan permeabilitas endotel dan mukosa usus sehingga menyebabkan infiltrasi sel-sel inflamasi pada mukosa usus. Permeabilitas membran sel meningkat sehingga penyerapan terganggu dan menimbulkan gejala klinis yaitu diare.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput kebar (Biophytum petersianum) terhadap penurunan kerusakan vili duodenum mencit masa laktasi akibat paparan karbofuran seperti kongesti, edema, dan infiltrasi neutrofil. Penelitian ini menggunakan 42 ekor mencit masa laktasi yang dibagi menjadi tujuh kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor mencit. Kelompok perlakuan terdiri dari C (akuades); T1 karbofuran 0,0125 mg (1/4 LD50); T2 karbofuran 0,00625 mg (1/8 LD50); T3 ekstrak rumput kebar 3.375 mg + carbofuran 1/4 LD50; T4 Ekstrak rumput kebar 3,375 mg + karbofuran 1/8 LD50; T5 vitamin C 5 mg + karbofuran 1/4 LD50; dan T6 vitamin C 5 mg + carbofuran 1/8 LD50. Semua kelompok diberi perlakuan selama 14 hari dan pada hari ke-15 semua mencit dikorbankan untuk dilakukan pengamatan histopatologi pada duodenumnya. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney dengan signifikansi p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian karbofuran dapat meningkatkan kongesti, edema, dan infiltrasi neutrofil (p<0,05). Pemberian ekstrak rumput kebar terbukti mengurangi kongesti, edema, dan infiltrasi neutrofil serta penurunan kongesti, edema, dan infiltrasi neutrofil lebih baik bila diberikan ekstrak rumput kebar dibandingkan dengan vitamin C (p<0,05).

Penulis: Epy Muhammad Luqman

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan di

https://manuscriptscientific.com/article/14/journal-of-veterinary-and-marine-research/77/1

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp