Kolaborasi FKH-WWF Gelar Pelatihan untuk Tangani Mamalia Laut Terdampar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Wakil Dekan 3 FKH UNAIR Prof. Dr. Mustofa Helmi Effendi drh., DTAPH., saat memberikan sambutan. (Foto: Nuri Hermawan)

UNAIR NEWS – Mamalia laut terdampar menjadi isu yang semakin sering ditemui akhir-akhir ini. Di Indonesia sebagai negara dengan laut yang sangat luas, permasalahan mamalia terdampar bukan menjadi masalah yang sederhana. Bahkan, problem mamalia terdampar kerap menjadi serta menyita perhatian dunia.

Untuk itu, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga bersama World Wide Fund (WWF) menggelar Pelatihan Teknik untuk Penanggap Pertama (First Responder) pada Mamalia Laut Terdampar. Acara yang melibatkan banyak pihak, baik dari akademisi, pemerintah, dan lembaga-lembaga terkait itu dilangsungkan pada Kamis (21/10).

Dalam kesempatan itu, ketua panitia kegiatan drh. Djoko Legowo M.Kes., dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan tersebut dimaksudkan untuk bersama-sama memikirkan banyak kasus mamalia laut terdampar. Dari kegiatan itu diharapkan peserta bisa kompeten dalam menangani mamalia terdampar.

“Mewakili rektor dan dekan segenap panitia mengucapkan apresiasi kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan kelautan, WWF Indonesia, dan banyak mitra yang terus bermitra dengan aktif terkait dengan tujuan besar demi menjaga kekayaan hayati laut Indonesia,” ucapnya.

Selanjutnya, dari pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan Ir. Andi Rusandi menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi terhadap kegiatan seperti itu. Penanganan mamalia terdampar, sambungnya, menjadi sebuah hal yang penting, mengingat ini menjadi sebuah hal isu internasional.

“Setelah akhir-akhir ini banyak mamalia yang terdampar baik di Indonesia maupun di luar negeri. Ini menjadi sebuah hal penting karena megafauna khusus kelompok mamalia laut ini menjadi isu yang cukup prioritas. Sampai saat ini kita semua masih meraba-raba yang menyebabkan mamalia terdampar,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Dekan 3 FKH UNAIR Prof. Dr. Mustofa Helmi Effendi drh., DTAPH., mengatakan bahwa kegiatan tersebut dinilai sangatlah penting. Mengingat sebagai bentuk kontribusi positif jika ke depan ada masalah terkait hewan laut terdampar bisa dilakukan dengan baik.

“Prolegnas perlindungan hewan, segera dibutuhkan agar di lapangan tidak ada tumpang tindih wewenang dalam menuntaskan permasalahan mamalia laut terdampar,” tandasnya.

Pada akhir, Dr. Imam Mustofa Zainuddin mewakili pihak WWF Indonesia mengatakan bahwa mamalia laut yang bermigrasi di perairan Indonesia, di satu sisi menjadi berkah, di sisi lain ada sebuah ancaman populasi mamalia laut. Mengingat banyak kasus mamalia laut yang terdampar di Indonesia.

“Mamalia laut sebenarnya menjadi perhatian besar dunia karena salah satu predator yang menduduki peran pengontrol yang cukup tinggi pada ekosistem laut. Yang salah satu dampaknya pada isu perikanan kita. Kalau mamalia laut populasi terus terancam, maka akan ada hubungannya keberlangsungan perikanan kita,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp