Fakultas Keperawatan UNAIR berdayakan Karang Taruna dalam Penanganan Henti Jantung di Luar Rumah Sakit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
DOSEN FKp melakukan pengabdian masyarakat tentang kegawatdaruratan henti jantung di Kabupaten Lamongan, pada Sabtu (16/10/2021). (Foto: Achmad Ubaidillah Mughni)

UNAIR NEWS – Henti jantung dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Penanganan kegawatdaruratan henti jantung di luar rumah sakit baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh orang awam secara cepat dan tepat akan meningkatkan tingkat survival penderitanya. Dari itu, diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam kesiapan masyarakat melakukan penanganan henti jantung di luar rumah sakit.

Oleh karena itu dosen Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (Unair) diketuai oleh Erna Dwi Wahyuni, S.Kep. Ns., M.Kep. beranggotakan Dr. Sriyono, S.Kep. Ns., M.Kep. Ns., Sp.Kep.M.B., Dr. Yulis Setiya Dewi, S.Kep. Ns., M.Ng., Dr. Ninuk Dian Kurniawati, S.Kep. Ns., M.ANP., Arina Qona’ah, S.Kep., Ns.., M.Kep., Hakim Zulkarnain, S.Kep., Ns., MSN., Achmad Ubaidillah Mughni dan Yuliani Agustin, melakukan pengabdian masyarakat bertajuk “Pelatihan Pengenalan dan Penanganan Kegawatdaruratan Henti Jantung di Luar Rumah Sakit pada Karang Taruna Trisula di Desa Sukorejo, Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan” berlangsung pada Sabtu (16/10/2021).

Pelatihan yang dilaksanakan dengan metode simulasi, role play dan diskusi, dibuat suatu gambaran terhadap suatu kejadian nyata, peserta sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan.

Andi Wianto, Ketua Karang Taruna Trisula mengatakan kegiatan itu sangat memberikan manfaat dan harapan agar anggota karang taruna nantinya semakin mampu membantu sesama, terutama dalam memberikan pertolongan pada henti jantung. “Selama ini baru mendapatkan pelatihan tentang bencana banjir, belum pernah mendapatkan pelatihan pengenalan dan penanganan henti jantung. Banyak warga dengan penyakit jantung sehingga harapannya nanti anggota karang taruna dapat bermanfaat untuk warga,” ujarnya.

Dr. Sriyono, S.Kep.Ns., M.Kep., Ns., Sp.Kep.M.B sebagai salah satu anggota pengabdian masyarakat mengatakan, Basic Life Support (BLS) merupakan pertolongan pertama yang diperlukan oleh korban henti jantung, terutama henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit atau out of hospital cardiac arrest (OHCA). BLS yang diberikan oleh awam pada OHCA mampu meningkatkan survival rate sebanyak 2 hingga 3x lipat.

Dilaksanakan oleh dosen FKp UNAIR dengan keilmuan Keperawatan Kritis dan Gawat Darurat yang telah memiliki sertifikat serta pengalaman penelitian dan pengabdian masyarakat, anggota karang taruna diberikan penyuluhan tentang konsep henti jantung dan penangan henti jantung di luar rumah sakit dan diberikan pelatihan pertolongan penanganan henti jantung.

Kegiatan ini sebagai kesinambungan program pengabdian masyarakat tahun 2020 di Desa Sukorejo dan akan tetap berkesinambungan dengan adanya evaluasi keberlanjutan dari pelatihan yang telah diberikan, yaitu dengan tetap berkoordinasi melalui WhatsApp group yang dibentuk, serta diharapkan pada kesempatan berikutnya akan ditambahkan keterampilan lain seperti pertolongan pertama pada kegawatan sehari-hari lainnya.

“Nunggu datangnya petugas kesehatan, rumah sakit jauh. Tidak boleh dibiarkan menunggu lama. Anggota karang taruna dan masyarakat harus memiliki pengetahuan serta keterampilan tentang pertolongan pertama BLS. Sehingga angka kematian yang disebabkan oleh henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit dapat ditekan” pungkas Erna.

Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut merupakan bentuk implementasi FKp Unair dalam Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pada bidang Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-being) serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for The Goals). (*)

Penulis : Achmad Ubaidillah Mughni

Editor: Khefti Al Mawalia 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp