Pentingnya Peran Faktor Keuangan dan Non-Keuangan terhadap Rating Obligasi dan Sukuk Perusahaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh pelajaran.co.id

Seiring berkembangnya industri keuangan dalam beberapa tahun terakhir, segala aktivitas di pasar modal semakin tak luput dari perhatian. Pasar modal memiliki peran kunci bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan modal, sementara bagi investor pasar modal adalah wadah untuk berinvestasi. Pasar modal juga memainkan peran penting bagi pemerintah dalam menghimpun pendanaan untuk menutupi defisit anggaran melalui penerbitan instrumen keuangan. Obligasi merupakan salah satu jenis instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal selain saham. Obligasi sendiri adalah surat utang berjangka yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah pada nilai nominal tertentu hingga waktu jatuh tempo yang telah disepakati. Obligasi menawarkan imbal hasil berupa kupon yang dibayarkan secara periodik kepada investor hingga obligasi tersebut jatuh tempo. Adapula obligasi syariah atau lebih dikenal dengan istilah sukuk yang merupakan surat berharga syariah komersial yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah dan bebas dari unsur riba, maysir, gharar dan bathil. Berbeda dengan obligasi yang mewakili surat utang, sukuk lebih dikenal sebagai bukti kepemilikan aset oleh investor karena penerbitannya harus berdasarkan underlying asset riil yang akan menjadi sumber pendapatan untuk dibagikan kepada investor dalam bentuk kupon setiap periode.

Dalam berinvestasi pada sukuk maupun obligasi, tentunya terdapat indikator tersendiri yang dapat menjadi sebagai acuan bagi investor dalam memilih instrumen dengan kinerja terbaik. Salah satu indikator tersebut adalah rating atau peringkat yang mengukur kemampuan perusahaan penerbit obligasi dan sukuk dalam memenuhi kewajibannya kepada investor. Rating ini digunakan untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada investor. Rating sukuk dan obligasi sangat penting bagi investor untuk menilai kinerja instrumen tersebut dan juga mengukur risiko investasi yang mereka hadapi. Investor dapat memperoleh informasi terkait rating obligasi dan sukuk dari perusahaan pemeringkat sekuritas. Rating obligasi biasanya terdiri dari 2 atau 3 huruf yang kemudian diikuti oleh tanda atau angka yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu investment grade (AAA, AA+, A1, Baa1) dan non-investment grade (BB+, B-, Ca2, C1).

Obligasi atau sukuk yang memiliki rating investment grade mewakili obligasi dan sukuk yang berkinerja baik, layak dan aman untuk investasi. Sementara obligasi dan sukuk dengan rating non-investment grade menunjukkan risiko default yang tinggi. Nisful Laila dkk (2020), telah melakukan riset terkait faktor-faktor yang mempengaruhi rating obligasi dan sukuk yang diterbitkan oleh korporasi di Indonesia. Riset ini merupakan inovasi karena belum ada riset sebelumnya yang meneliti determinan rating obligasi konvensional dan sukuk di Indonesia berdasarkan data dari laporan keuangan dengan menggunakan metode ekonometrik. Alat statistik model regresi Logit dan Gompit digunakan dalam riset ini untuk mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor yang terdiri dari faktor keuangan dan non-keuangan terhadap rating obligasi dan sukuk. Sebanyak 270 obligasi dan 280 sukuk yang diterbitkan oleh 16 korporasi di Indonesia selama periode 2013 hingga 2019 terpilih sebagai sampel penelitian yang telah memenuhi kriteria dalam pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

Hasil regresi Logit dan Gompit menunjukkan bahwa rating obligasi konvensional dipengaruhi oleh faktor rasio leverage, ukuran perusahaan, struktur sekuritas dan masa jatuh tempo obligasi. Berbeda dengan obligasi, rating sukuk lebih dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas dan likuiditas perusahaan serta masa jatuh tempo. Oleh karena itu, baik bagi perusahaan penerbit maupun investor sudah seharusnya memperhatikan faktor-faktor tersebut yang telah terbukti secara signifikan mempengaruhi rating sukuk dan obligasi mereka. Hasil riset ini juga mengindikasikan bahwa dalam memilih sumber pendanaan antara sukuk dan obligasi, perusahaan perlu untuk mempertimbangkan faktor yang berbeda. Informasi penting dalam riset ini berguna bagi pemegang sukuk dan obligasi untuk menilai kinerja investasi mereka. Pengambilan keputusan terkait investasi pada sukuk dan obligasi juga harus dilakukan dengan hati-hati karena terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi rating kedua instrumen. Regulator diharapkan dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap lembaga pemeringkat untuk memastikan bahwa sukuk dan obligasi telah diberikan label rating yang sesuai dan benar-benar mencerminkan kinerja mereka. Harapan lain, riset lanjutan dapat dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lainnya, serta perluasan objek riset menggunakan sampel sukuk atau obligasi yang diterbitkan oleh korporasi dari negara lain.

Penulis: Nisful Laila, Sylva Alif Rusmita, Eko Fajar Cahyono, W.N.W. Azman-Saini

Keterangan lebih lanjut mengenai penelitian ini dapat dilihat pada laman berikut:

http://www.emerald.com.unair.remotexs.co/insight/content/doi/10.1108/JIABR-10-2019-0187/full/pdf?title=the-role-of-financial-factors-and-non-financial-factors-on-corporate-bond-and-sukuk-rating-indonesia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp