Pengembangan Intervensi Berbasis Puzzle pada Remaja untuk Meningkatkan Pengetahuan Manajemen Depresi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh happinest.id

Depresi merupakan kondisi umum yang dapat terjadi pada anak dan remaja. Depresi dapat menjadi kronis dan berulang dengan efek yang merugikan terhadap kesehatan, fungsi sosial dan pekerjaan sehari-hari, bahkan yang terburuk depresi dapat menyebabkan seseorang memiliki keinginan untuk bunuh diri. Depresi adalah salah satu bentuk sindrom gangguan keseimbangan mood (suasana perasaan), ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian. Depresi merupakan kontributor yang signifikan terhadap permasalahan kesehatan mental global dan dialami manusia di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara global ditemukan 300 juta orang dari segala usia menderita depresi. Hampir 1 juta angka kematian setiap tahun karena bunuh diri, dan terdapat 3000 kematian akibat bunuh diri setiap hari. Sebuah studi metaanalisis terhadap 26 Studi epidemiologi di Amerika menemukan prevalensi depresi sebesar 2,8% untuk anak-anak di bawah usia 13 dan 5,6% untuk usia 13 tahun atau lebih tua. Berdasarkan National Comorbidity Survey pada remaja mayoritas depresi terjadi 11.7% pada usia 13-18 tahun (15,9% perempuan dan 7,7% laki-laki). Pada saat setelah pubertas resiko untuk depresi meningkat 2-4 kali lipat, dengan 20% insiden pada usia 18 tahun. Perbandingan jenis kelamin penderita depresi pada saat anak-anak adalah 1:1.

Depresi disebabkan berbagai faktor yaitu faktor biologis, psikososial dan genetik. Apabila salah seorang kembar menderita depresi, maka kemungkinan saudara kembarnya menderita pula sebesar 70 %. Kemungkinan menderita depresi sebesar 15 % pada anak, orang tua, dan kakak-adik dari penderita depresi. Gejala depresi pada anak dan remaja adalah: kesedihan, perasaan yang hampa, tidak memiliki harapan; kemarahan yang meledak-ledak, mudah marah dan frustasi akibat masalah kecil; kehilangan rasa ketertarikan terhadap hampir semua kegiatan seperti hobi, olahraga; gangguan tidur seperti insomnia, atau tidur terlalu lama; merasa lelah, dan tidak memiliki energi melakukan kegiatan atau aktivitas; gangguan nafsu makan ditandai dengan tidak nafsu makan dan penurunan berat badan; kecemasan berlebih; penurunan kecepatan berpikir, berbicara, dan gerak tubuh; memiliki perasaan bersalah atas kesalahan yang bukan merupakan tanggung jawab penderita, dan merasa dirinya tidak ada arti; mengalami kesusahan berpikir, konsentrasi, membuat keputusan dan mengingat sesuatu; memiliki tendensi melakukan percobaan bunuh diri sampai bunuh diri; mengalami kelainan fisik yang tidak dapat dijelaskan, seperti sakit punggung, atau nyeri kepala.

Depresi pada anak dan remaja akan direspon oleh aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) di otak sehingga menyebabkan perubahan kadar kortisol. Peningkatan kerja aksis HPA membebaskan hormon pelepas kortikotropin (CRH), mengaktifkan hipofisis untuk mengeluarkan hormon adrenokortikotropik dan menstimulasi korteks adrenal menghasilkan kortisol. Peningkatan kadar kortisol dipagi hari merupakan salah satu faktor risiko untuk gejala depresi berlanjut, merusak otak, menurunkan daya tahan tubuh, dan memperburuk perjalanan penyakit. Depresi yang terjadi dapat bersifat menetap pada anak dan remaja.

Pengetahuan remaja tentang depresi dan penyebabnya belum banyak diketahui, kurangnya pemahaman tentang depresi dan penyembuhannya membuat masalah kesehatan mental pada remaja ini menjadi tidak diperhatikan dan tidak diobati di mana remaja tidak mencari pengobatan apa pun. Informasi Puzzle dapat memberikan pengetahuan kepada remaja secara efektif saat ini.. Oleh karena itu, pengenalan pendidikan depresi melalui teka-teki jigsaw mendapatkan lebih banyak manfaat bersama-sama meningkatkan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap depresi. Penelitian kami dengan menggunakan delapan modul puzzle yang dikembangkan diberi nama (Puzzle Pengetahuan, Depresi Remaja [Knowledge, Depression Adolescents-KDA]) yang terdiri dari Modul 1 Tanda dan Gejala, Modul 2 Jenis Depresi, Modul 3 Penyebab Depresi, Modul 4 Faktor Risiko, Modul 5 (Farmakoterapi & Pengobatan) Perawatan medis A, Modul 6 Perawatan medis B, Modul 7 Pengobatan alternatif dan Modul 8 Pencegahan depresi, asil didapatkan hasil bahwa responden dan pakar berkomentar puzzle sangat bermanfaat bagi remaja untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan tentang depresi. Puzzle KDA mendapatkan feedback positif dari penilaian tersebut. Puzzle KDA yang baru dikembangkan layak dan dapat diterima di kalangan remaja. Puzzle ini bisa menjadi alternatif permainan selama di rumah selama masa pandemi COVID 19, dan menumbuhkan kesadaran terhadap depresi.

Penulis: Prof. Dr Irwanto,dr SpA(K)

Link: http://mjphm.org/index.php/mjphm/article/view/877

Disarikan dari artikel dengan judul: “Development of puzzle-based intervention for adolescents to enhance the knowledge on depression management” yang diterbitkan bulan Agustus 2021 di Malaysian Journal of Public Health Medicine 2021, Vol. 21 (2): 149-161.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp