Penerapan Konsep Inkigai dalam Perencanaan dan Pemilihan Karir

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pemaparan Materi “Planning and Choosing Your Career Path with Ikigai” oleh Pundani Eki Pratiwi, M.Psi, Psikolog (Practitioner at Ikigai Consulting). Foto: SS Zoom. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Masing-masing individu memiliki karir yang luas sekali maknanya. Karir merupakan runtutan dari berbagai macam sikap dan perilaku yang terkait dengan pengalaman dan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan dan itu terjadi selama rentang kehidupan. Begitulah pembukaan dari Pundani Eki Pratiwi, M.Psi, Psikolog dengan kutipan dari Hall pada acara Webinar Series Airlangga Career Club

Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) Universitas Airlangga mengundangnya sebagai pembicara dalam webinar yang bertajuk “Planning and Choosing Your Career Path with Ikigai” pada Kamis siang (14/10/2021).

“Berarti jika kita coba ulik dari kalimat tersebut karir itu tidak semata-mata keberhasilan kita mencapai suatu posisi atau mendapatkan promosi, tetapi karir ini adalah proses atau perjalanan kita yang begitu panjang dalam rentang kehidupan kita. Ini menjadikan makna karir menjadi lebih luas,” terang Practitioner di Ikigai Consulting tersebut.

Menurut wanita yang akrab disapa Pundani tersebut, dalan karir terdapat tahapan atau yang biasa disebut career stage. Tahap pertama disebut exploration, mengidentifikasi minat dan bakat serta menyesuaikan kemauan dan kerja. Kedua adalah tahap establishment, yakni tahap perkembangan dan pertumbuhan, memunculkan skill, serta merasa siap mengeksplorasi kesempatan baru.

Tahap selanjutnya adalah tahap maintenance (mempertahankan prestasi dan memperbarui skill). Tahap keempat advancement, yakni eksplorasi karir sudah selesai dan sudah di titik untuk membuat tujuan baru dan biasanya sudah menjadi mentor untuk orang lain. Tahap terakhir disebut withdrawal atau yang biasa disebut dengan masa pensiun. Pada tahap tersebut sudah mulai lebih untuk memfokuskan kehidupan pribadi dibandingkan dengan karir.

“Setiap tahapan karir tersebut merupakan perjalanan panjang yang pasti di setiap tahapannya ada masalah. Maka apa yang kita perlukan dan merupakan hal terpenting untuk membantu kita dalam menjalani tahapan-tahapan tersebut adalah mindset,” ungkapnya.

Pundani menjelaskan bahwa terdapat dua jenis mindset, yakni growth mindset dan fix mindset. Seseorang dengan pola pikir growth mindset percaya bahwa kemampuan selalu bisa dikembangkan dengan usaha untuk menjadi lebih baik lebih maksimal. Sedangkan fix mindset percaya bahwa hal yang dimiliki merupakan sautu ketetapan yang tidak bisa diubah dan cenderung mencari kesempurnaan.

“Jadi growth mindset lebih ke proses sedangkan fix mindset lebih ke hasil akhirnya. Mindset tentang apa saja yang dapat kita kontrol dan tidak menjadi salah satu modal kita untuk menghidupi perjalanan ikigai kita,” tegas Pundani.

Jadi, sambungnya, ikigai merupakan suatu konsep yang berasal dari Jepang. Konsep tersebut membicarakan tentang cara individu sebagai manusia menemukan sebuah makna akan keberadaanya dalam kehidupan di dunia ini. Ikigai memiliki 4 elemen yang saling terkait untuk membantu melakukan refleksi diri. Terdiri dari passion (berkaitan dengan hal yang diminati), profession (mengarah kepada skill), vocation (hal yang membuat seseorang dihargai), dan mission (hal yang dibutuhkan dunia).

Ikigai juga memiliki 5 pilar yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghidupkan ikigai seseorang. Pertama adalah releasing yourself, yakni terima apa yang ada di diri sendiri, memahami kelemahan dan kekurangan untuk bisa memaksimalkan kelebihan diri sendiri.

Kedua, harmony and sustainability, yakni dibutuhkan sesuatu yang diharmonisasikan dan support system yang baik untuk mendukung diri menjadi pribadi yang lebih baik, contohnya dengan bergabung dalam sebuah komunitas positif.  Ketiga, the joy of little things, yakni mencoba bahagia dan menghargai hal-hal kecil, dengan mensyukuri hal yang kita punya dan lebih melihat prosesnya dibandingkan dengan hasil.

Pilar terakhir disebut being in the here and now, yakni belajar untuk bisa mindfulness atau memusatkan perhatian terhadap apa yang terjadi saat ini dengan melibatkan kesadaran secara utuh kepada suatu hal yang dilakukan. Sehingga dapat menikmati dan mendapatkan hal yang berharga dari kegiatan yang dilakukan.

“Nah jadi nanti ketika kalian mencoba Untuk membuat satu tujuan karir tanyakan pada diri sendiri apakah kita menyukai hal yang kita lakukan dan mampu berkomitmen. Pastinya akan banyak tantangan dan penting untuk tahu bagaimana menyikapinya dengan positif sehingga dapat menjadikan challenge itu sebagai sesuatu proses kita dalam belajar,” pesan Pundita mengakhiri pemaparannya.

Penulis: Tyas Ratna Manggali

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp