Pentingnya Lakukan Perencanaan Karir bagi Mahasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Melakukan perencanaan karir sejak dini menjadi hal penting yang perlu dilakukan mahasiswa untuk menyiapkan masa depannya. Di samping fokus melakukan kegiatan akademis, perencanaan karir juga menjadi penting agar nantinya setelah lulus mereka tidak mengalami kebingungan harus melakukan apa.

Tidak adanya perencanaan dan tujuan karir yang jelas, menurut Lestri Kusumah, S.Psi., CBC., bisa memunculkan beberapa dampak negatif, bahkan bisa membuat seseorang mengalami quarter life crisis. Quarter life crisis sendiri merupakan istilah yang merujuk pada keadaan emosional seperti kekhawatiran, keraguan, dan kebingungan untuk menentukan arah hidup yang biasanya terjadi pada rentan usia antara 20 hingga 30 tahun.

“Meskipun hampir semua orang mengalami quarter life crisis, namun dengan adanya perencanaan karir yang jelas sejak awal setidaknya hal itu bisa tercegah dengan baik,” terangnya dalam webinar bertajuk Planning Your Career Path yang diselenggarakan oleh DPKKA UNAIR bersama Redy Indonesia.

Dampak Negatif

Lestri menyebutkan ada lima dampak negatif ketika seseorang tidak memiliki rencana karir yang baik dalam hidupnya. Pertama, seseorang akan mengalami kebingungan harus melakukan apa usai melakukan perayaan kelulusan. Terlebih, tidak semua mahasiswa merasa jurusan kuliah yang diambil adalah sesuai dengan passion-nya. Kebingungan tersebut akhirnya bisa memunculkan rasa cemas atau anxiety. 

“Kecemasan yang dimaksud adalah dia cemas apakah pekerjaan yang diambil saat ini cocok dengan dirinya atau tidak, jenjang karir kedepannya nanti bagus atau bahkan sebaliknya, dll.,” jelasnya pada Rabu (13/10/2021).

Dampak ketiga menurut Founder dan CEO Psytalk Indonesia itu adalah terjadinya pilihan untuk menyerah atau give up. Menurutnya, ketika seseorang merasa tidak nyaman dan memiliki tekanan tersendiri saat menjalankan pekerjaan, maka dia akan mudah untuk menyerah. Selanjutnya, kondisi itu bisa berakibat pada kesehatan mental dan terjadi burnout atau kondisi stress yang berlarut-larut dan hilangnya motivasi di dalam dirinya.

“Nah, yang bahaya setelah burnout ini adalah dia akan resign dari pekerjaannya. Lalu setelah itu dia akan kebingungan lagi harus ngapain, tidak ada lagi motivasi di dalam dirinya, yang ada justru stress,” sebutnya. 

ilustrasi: unsplash.com

Cara Tentukan Pilihan Karir

Untuk mencegah beberapa dampak negatif tersebut, Lestri menuturkan ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menentukan karir apa yang cocok dan menjadi tujuan kedepannya. Pertama, seseorang harus mengetahui apa yang dia mau atau inginkan. Keinginan tersebut, menurut Lestri sifatnya adalah dinamis, sehingga seiring berjalannya waktu bisa berubah-ubah.

Setelah mengetahui apa yang kita inginkan, langkah selanjutnya adalah melakukan apa yang kita mampu. Artinya, kita bisa  mengikuti magang, volunter, atau bahkan tes minat dan bakat untuk mempersiapkan diri sebelum meraih tujuan di awal tadi.

“Dengan melakukan magang dan kegiatan serupa, kalian bisa memahami oh ternyata dunia ini memang sesuai dengan passion ku atau tidak. Setelah menemukan passion, maka kalian akan dengan mudah menyusun rencana karir yang tepat,” ucapnya mengakhiri sesi pemaparan.

Penulis : Nikmatus Sholikhah

Editor : Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp