Kalsium Ionofor Sebagai Aktivator Oosit Terhadap Tingkat Fertilisasi dan Tingkat Pembelahan Embrio

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Intracytoplasmic sperm injection (ICSI) suatu metode dalam teknologi reproduksi berbantuan dengan menyuntikkan satu spermatozoa langsung ke dalam sitoplasma oosit matang melalui mikromanipulasi. Kapasitas ICSI sebagai terapi untuk hampir semua jenis spermatozoa dan oosit telah menjadikannya pengobatan yang paling sukses untuk infertilitas. Meskipun tingkat keberhasilannya tinggi, kegagalan fertilisasi pada ICSI masih terjadi hal ini dikarenakan kualitas oosit dan spermatozoa sehingga oosit tidak dapat diaktifkan. 

Injeksi Sperma Intracytoplasmic adalah teknik yang memungkinkan untuk memasukkan spermatozoa ke dalam sel telur untuk tujuan pembuahan dengan bantuan micromanipulator. Beberapa kondisi yang diusulkan untuk ICSI antara lain, infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya, kualitas oosit yang rendah, jumlah oosit yang terbatas, jumlah usia yang tidak produktif, hasil pemupukan oosit yang dibekukan, Kegagalan menggunakan IVF konvensional. Proses fertilisasi dimulai saat spermatozoa menembus zona pelusida, ikatan ini akan diikuti dengan perlekatan spermatozoa pada reseptor spermatozoa (SR). Ikatan antara spermatozoa dan SR akan memulai aktivasi oosit dan sebagai akibat dari reaktivasi oosit adalah peningkatan kalsium intraseluler yang merupakan sinyal yang bertanggung jawab untuk melanjutkan proses meiosis. Oosit memasuki siklus anafase dan pembelahan meiosis lengkap dan oosit akan menjalani sintesis DNA. Selanjutnya tingkat perkembangan embrio sangat ditentukan oleh keberhasilan aktivasi oosit. Kegagalan pasca ICSI diperkirakan akibat kegagalan aktivasi oosit. 

Pada ICSI, spermatozoa masuk ke dalam ooplasma secara keseluruhan, masalah pembuahan timbul akibat tidak dikeluarkannya aktivasi faktor oosit dari spermatozoa yang disuntikkan. Dalam upaya untuk mengurangi tingkat kegagalan setelah ICSI beberapa modifikasi sukses telah dibuat seperti aktivasi listrik dan buatan aktivasi, yaitu oosit yang diinduksi oleh berbagai bahan kimia seperti 6-dimethylaminopurine, strontiumklorida, atau kalsium ionofor, seperti ionomycin dan calcimicin A23187. Kalsium ionofor (CaI) A23187 adalah senyawa yang paling umum digunakan untuk mengaktifkan oosit yang gagal pasca ICSI. CaI A23187 adalah ionofor asam karboksilat yang mentransfer Ca2+ dan magnesium dari medium melalui membran sel ke dalam oosit. Masuknya Ca2+ mengakibatkan peningkatan konsentrasi kalsium dalam sitoplasma oosit yang berperan sebagai sinyal untuk memulai sintesis DNA dan pembelahan sel. Oleh karena itu, perlu dibuktikan efektivitas penggunaan kalsium ionofor sebagai oosit

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi kalsium ionofor pada oosit kambing kacang pasca ICSI terhadap laju fertilisasi dan perkembangan embrio. Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok kontrol: oosit dibuahi dengan metode ICSI dan kelompok perlakuan: oosit dibuahi dengan metode ICSI dan ditambah kalsium ionofor 5,2 l/ml selama 15 menit. Tingkat fertilisasi dan perkembangan embrio pada embrio 2 sel dan 4 sel diamati di bawah mikroskop terbalik. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada laju fertilisasi dan perkembangan embrio antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p<0,05). Angka fertilisasi pada kelompok perlakuan (3,56±1,42) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (1,56±1,28). Perkembangan embrio dari zigot menjadi embrio dua sel lebih tinggi pada kelompok perlakuan (3,56±1,42) dibandingkan kelompok kontrol (0,78±0,09). Perkembangan embrio dari embrio dua sel menjadi embrio empat sel lebih tinggi pada kelompok perlakuan (3,33±1,12) dibandingkan kelompok kontrol (0,56±0,26). Kesimpulannya penggunaan kalsium ionofor 5.2 l/ml dapat mengaktifkan oosit kambing Kacang setelah ICSI dan meningkatkan tingkat fertilisasi dan mempertahankan perkembangan embrio.

Penulis: Epy Muhammad Luqman

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan di

https://www.teikyomedicaljournal.com/article/calcium-ionophore-as-oocyte-activator-to-fertilization-rate-and-cleavage-level-on-kacang-goat-post-intracytoplasmic-sperm-injection-icsi

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp