Ekstrak Tanaman Inggu sebagai Kandidat Obat Anti-Virus Hepatitis C

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh aryanto.id

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber hayati yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber bahan obat alami. Tanaman mengandung berbagai senyawa kimia yang memberikan khasiat untuk mencegah atau mengobati suatu penyakit. Tanaman inggu merupakan tanaman dengan nama ilmiah Ruta angustifolia telah digunakan secara tradisional oleh masyarakat  untuk keluhan penyakit kuning/hati.

Tanaman ini telah dilaporkan aktif terhadap virus hepatitis C melalui uji kultur sel pada sel hepatosit yang diinfeksi dengan virus hepatitis C. Tanaman ini menunjukkan hambatan yang kuat terhadap perkembangbiakan virus. Pengujian lebih lanjut menunjukkan ada hambatan pada pembentukan protein NS3 yang merupakan protein yang berperan dalam replikasi virus. Selain itu pengujian ekstrak etanol daun inggu menunjukkan adanya efek sinergis dengan obat-obat anti-virus yang beredar saat ini.

Informasi tersebut memberikan peluang yang besar dalam pengembangan tanaman inggu sebagai produk untuk mengobatan alternatif dan komplementer pada infeksi virus hepatitis C.

Sebagai upaya mengembangan obat tradisional, maka perlu jaminan mutu bahan baku. Salah satu parameter penting adalah kandungan senyawa yang ada dalam tanaman tersebut.
Berdasarkan penelitian sebelumnya telah dilaporkan adanya kandungan senyawa chalepin, pseudane IX, kokusagenin, arborinine dan scopuletin pada tanaman inggu. Selain itu tanaman familia Rutaceae merupakan tanaman telah dilaporkan mengandung senyawa  Rutin.  Rutin merupakan senyawa flavonoid yang memberikan hambatan terhadap perkembangan virus secara in vitro pada kultur sel hepatosit. Ekstrak etanol 70% daun inggu dan rutin menunjukkan aktivitas anti hepatitis dengan nilai IC50 (konsentrasi hambatan 50%) berturut-turut; 2.9 ± 0.8 µg/ml dan 28.1 ± 5.6 µg/ml. Analisa kandungan rutin dengan kromatografi lapis tipis mengunakan alat densitometer menunjukkan konsentrasi rutin dalam ekstrak tersebut adalah 0.06%. Aktivitas ekstrak dimungkinkan tidak hanya disebabkan oleh senyawa rutin saja namun dapat juga dipengaruhi oleh kandungan senyawa-senyawa lainnya. Kandungan rutin dapat dijadikan parameter dalam proses standarisasi ekstrak sebagai upaya pengembangan inggu sebagai obat alternatif dan atau komplementer pada infeksi hepatitis C virus.

Penulis: apt. Tutik Sri Wahyuni,SSi, MSi. PhD

Link artikel: https://www.phcogj.com/article/1412

Judul Artikel ilmiah: Qualitative and Quantitative Analysis of 70% Ethanol Extract from Ruta angustifolia for Developing Anti-Hepatitis C Agents

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp