Ilmu Sejarah UNAIR Inisiasi Penulisan Sejarah Kampung di Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dekan FIB UNAIR Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M. Hum., yang juga dosen Ilmu Sejarah saat memberikan paparan. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Surabaya dikenal sebagai kota pahlawan. Sebutan ini tak terlepas dari riwayat panjang Surabaya dalam mewarnai khazanah sejarah nasional. Hal itu juga ditunjang oleh setiap kampung-kampung di Surabaya memiliki sejarah yang perlu digali potensinya.

Atas dasar itulah, Departemen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (UNAIR) menginisiasi pelatihan dan pendampingan penulisan sejarah kampung pada masyarakat di kampung-kampung potensial kesejarahan di Surabaya. Salah satu kampung di Surabaya yang menjadi project pertama penulisan sejarah kampung ialah Kampung Lawas Maspati, Bubutan.

Kepada UNAIR NEWS, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M. Hum., warga kampung itu memiliki berbagai pengalaman dan tak sedikit yang menjadi saksi atas perkembangan kampung. 

“Jadi pelatihan penulisan ini khusus untuk warga kampung. Biar mereka mengenal dan paham bagaimana sebenarnya sejarah kampung mereka,” ujar Prof. Purnawan saat dikonfirmasi, Selasa (5/10).

Prof Purnawan menambahkan, pelatihan penulisan sejarah kampung akan dikemas dalam bentuk pengabdian masyarakat, baik dosen ataupun mahasiswa Ilmu Sejarah UNAIR. Selain itu, melalui pelatihan penulisan sejarah ini dapat digunakan sebagai sarana penyadaran masyarakat kampung di perkotaan.

“Iya, jadi masyarakat supaya mengetahui bahwasanya posisi kampung itu penting dalam perkembangan sejarah di Kota Surabaya,” lanjut anggota Tim Ahli Cagar Budaya Surabaya itu.

Sasaran pertama pelatihan penulisan sejarah kampung adalah Kampung Lawas Maspati. Kampung Lawas Maspati dipilih karena kampung itu merupakan kampung tertua di Surabaya, tetapi belum memiliki identitas literasi penulisan sejarah dari masa ke masa. 

“Kami melihat kampung lawas ini sudah tertata dan sarat akan makna sejarah. Namun belum didukung oleh dokumen berupa tulisan sejarah perkembangannya,” ungkap dosen mata kuliah Sejarah Perkotaan itu.

Sejatinya, pelatihan penulisan sejarah itu diselenggarakan pada Sabtu (2/10/2021) bertempat di Kampung Lawas Maspati, Bubutan, Surabaya. Antusias masyarakat dalam mengikuti program ini cukup tinggi.

“Alhamdulillah antusias warga cukup tinggi di Kampung Lawas Maspati ini. Tujuannya agar sejarah kampung tidak hilang dari zaman ke zaman,” ujar Prof. Purnawan.

Melalui program ini, Prof. Purnawan berharap program itu dapat mendorong warga kampung untuk menulis sejarah kampungnya berdasarkan versi masyarakat sendiri. Terakhir, pihaknya berencana mengajak warga kampung se-Surabaya untuk dapat menulis dan sadar dalam hal menulis riwayat kampung versi mereka.

“Tidak hanya sejarah dulu, tetapi peradaban saat ini,” tuturnya. (*)

Penulis: Dimas Bagus Aditya

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp