Efek AGEs terhadap Osteogenesis hUCMSCs

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi dari Alodokter

Diabetes mellitus muncul sebagai epidemi di seluruh dunia. Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa prevalensi diabetes mellitus meningkat secara global dari 135 juta menjadi 300 juta pada tahun 2025. Pada penderita diabetes, keadaan patologis dari glukosa darah tinggi dapat mempercepat reaksi glikosilasi, menghasilkan sejumlah besar Advanced glycation end products (AGEs). AGE terlibat dalam terjadinya osteoporosis pada penderita diabetes dengan mempengaruhi aktivitas osteoblas dan osteoklas. Pembentukan AGE dalam matriks ekstraseluler juga dapat mengurangi aktivitas osteogenesis. Dalam perawatan prostodontik, seperti implan gigi, aktivitas osteogenesis memiliki peran yang sangat penting. 

Teknologi stem cell saat ini menjadi subjek yang menonjol dalam penelitian di era modern, termasuk kedokteran gigi. Sumber utama mesenchymal stem cell untuk terapi pengobatan stem cell adalah sumsum tulang, tetapi pengambilan sel melibatkan prosedur yang invasif. Namun terdapat sumber lain untuk mendapatkan MSC yaitu umbilical cord. Keuntungan umbilical cord adalah tingkat proliferasi yang tinggi dalam kultur in vitro, dapat berdiferensiasi multilineage dan tidak menimbulkan masalah etik. Human Umbilical Cord Mesenchymal stem cell umbilical cord (hUCMSCs) memiliki sifat multipotensial dan mampu berdiferensiasi menjadi beberapa tipe sel dan dapat menunjukkan efek menguntungkan seperti osteogenesis. Salah satu faktor yang paling berperan dalam proses osteogenesis adalah RUNX2. RUNX2 merupakan transgenic faktor yang mengawali perubahan dari MSC ke preosteoblas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh medium AGE-BSA pada Human Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cells  (hUCMSCs) terhadap ekspresi RUNX2 dan Alizarin Red. MSC yang diisolasi dari umbilical cord manusia dikultur ekspansi hingga pasase 5. Kelompok dibagi menjadi 2, yaitu kelompok perlakuan (medium osteogenik + AGE-BSA) dan kelompok kontrol (medium osteogenik) dengan masing-masing 3 replikasi. Sampel RUNX2 diperiksa pada hari 1,3,7,8,9,12,14 dan 21.  Alizarin Red pada hari ke 21. Sampel kemudian diperiksa dengan imunositokimia untuk memeriksa ekspresi RUNX2 dan diferensiasi osteogenik dengan Alizarin Red.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pada kelompok AGE-BSA, tingkat ekspresi RUNX2 meningkat pada hari ke 3 dan mencapai puncak ekspresi pada hari ke 7 dan 14. Penurunan ekspresi ditemukan pada hari ke 8. Pada kelompok kontrol, puncak tingkat ekspresi RUNX2 ditemukan pada hari 8 dan menurun pada hari ke 9. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa media AGE-BSA pada hUCMSCs meningkatkan ekspresi RUNX2 di awal dan di akhir, yang dibuktikan juga dengan Alizarin Red dengan warna yang tidak signifikan pada kelompok perlakuan.

Penulis : Prof Dr Nike Hendrijantini, drg, MKes, SpPros (K) Informasi detail dari penelitian dapat dilihat di: https://rjptonline.org/HTMLPaper.aspx?Journal=Research%20Journal%20of%20Pharmacy%20and%20Technology;PID=2021-14-8-2

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp