Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Inovasikan Video Pembelajaran Bagi Mahasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
POTRET Staff dan Dosen Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR. (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS –  Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa atau disebut juga Psikiatri adalah salah satu bagian dengan sejarah cukup panjang di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR). Sejak terpisah dari pendidikan gabungan antara neuro-psikiatri pada tahun 1972, Departemen Psikiatri melakukan berbagai pembenahan dan perkembangan.

Ketua Departemen Psikiatri dr. Azimatul Karimah Sp.KJ(K) menyebutkan, departemen ini memiliki kerja sama dengan bidang-bidang kedokteran yang cukup baik. Bahkan pada 2019 lalu Departemen Psikiatri berhasil teken kerja sama internasional di bidang pendidikan dan riset dengan National Cheng Kung University, Tainan, Taiwan. 

“Tidak semua rumah sakit mau melibatkan Psikiatri dalam timnya. Sementara kita tidak hanya bekerja sama dengan rumah sakit, tetap juga dengan lembaga-lembaga lain yang membutuhkan layanan Psikiatri. Ada Lapas Medaeng; RS Bhayangkara untuk belajar forensic; RSJ Menur; sampai Panti Wreda,” ujar Azima yang akrab disapa dr Uci itu.

Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa sendiri memiliki dua program studi (Prodi) yang telah terakreditasi A. Di antaranya Prodi Spesialis I Psikiatri dan Prodi Spesialis II Psikiatri Anak dan Remaja. 

Meski Departemen Psikiatri tergolong kecil, namun ada segudang cita-cita yang tengah dr Uci upayakan di masa jabatannya. Mulai dari riset, ia menargetkan majalah ilmiah terakreditasi Sinta. “Harapannya sinta 5 atau 4 dulu. Kalau tembus, kita targetkan yang internasional seperti Scopus,” katanya.

Ia juga tengah menggenjot jumlah guru besar. Di samping itu, Azima juga berkeinginan membuat buku ajar bagi jenjang S1. 

Di sisi lain, Pandemi Covid-19 memberikan tantangan tersendiri. Dr Uci mengungkapkan, menurunnya jumlah pasien selama Pandemi sangat berpengaruh pada keterampilan klinis PPDS. 

“Kalau jumlah pasien menurun, rasio pasien dengan PPDS tidak sebagus dulu. Dulu 1 PPDS mungkin bisa menangani 50 pasien, sekarang mungkin hanya 20 an. Akhirnya Kita menyiasatinya untuk menambah kerja sama jejaring,” katanya.

Yang membanggakan, sejumlah prestasi nasional hingga internasional dari sivitas akademika terus mengalir. Baik dari dosen maupun mahasiswa. Tak sedikit pula alumni yang menjadi pimpinan di beberapa Rumah Sakit. 

Pada 2017 lalu KSm Psikiatri juga terlibat dalam Program Kesehatan Jiwa Masyarakat di level provinsi dengan area binaan Dinas Kesehatan Bangkalan, Madura. Pihaknya bertugas membentuk tim-tim kesehatan jiwa di kabupaten dan kecamatan.

“Kemarin kita bikin inovasi video lecture untuk modul neuropsikiatri rehat dan sudah diunggah di e-AULA. Ada 16 video yang sudah bisa diakses mulai Februari 2021. Karena kalau psikiatri tidak bisa hanya ppt,” ujarnya. 

Untuk mewujudkan cita-cita itu, kata Azima, setidaknya departemen perlu tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) baru. Saat ini, dari 16 staf yang aktif, hanya 4 orang yang berasal dari FK UNAIR. 

“Saya mulai merekrut orang-orang yang bisa diajak lari. Karena saya sedang membangun image bahwa departemen ini dapat diandalkan. Memang kecil, tapi kami bisa diandalkan di seluruh bidang tri dharma perguruan tinggi. Tanpa sorotan pimpinan pun, kami sudah bergerak,” tandasnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp