Hapus Stigma ODGJ Lewat Sekolah Jiwa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kegiatan Sekolah Jiwa bersama anak-anak di Desa Pesanggrahan. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga menunjukkan kepeduliannya terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Kepedulian itu ditujukan dengan menghadirkan Sekolah Jiwa di Desa Pesanggrahan Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Sekolah Jiwa hadir untuk memberikan edukasi tentang kesehatan jiwa kepada masyarakat setempat. Sekolah Jiwa juga membawa misi menurunkan.stigma masyarakat terhadap ODGJ. Salah satu edukasi itu diberikan pada Senin (6/9/2021) hingga Kamis (30/9/2021).

Proses pemberian edukasi diberikan menyesuaikan perkembangan usia. Pada usia anak, edukasi diberikan dengan metode bermain peran secara peer group. Edukasi disampaikan menggunakan media gambar dan lagu agar anak bisa lebih mudah memahami. Sementara pada orang dewasa, edukasi dilakukan dengan metode seminar yang dibungkus lewat pelatihan kader dengan sasaran ibu-ibu PKK.

Putri Maulinda Afandi selaku koordinator program mengungkapkan bahwa pihaknya dan tim berupaya menekan penurunan ODGJ dengan cara deteksi dini. Menurutnya, antusiasme kader di desa setempat luar biasa. Mereka memiliki spirit dalam melaksanakan tugas simulasi deteksi dini keluarga di sekitar tempat tinggal.

Dalam sosialisasi itu, Putri memaparkan materi mengenai pembentukan Kelurahan Siaga Sehat Jiwa (KSSJ). “Nantinya, pasien dan keluarga gangguan jiwa bisa mengikuti terapi kesehatan jiwa dan rehabilitasi dengan bantuan perawat,” ucap Putri.

Lebih lanjut, mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAIR itu menyebut beberapa manfaat KSSJ. Pertama, bagi yang sehat bisa tetap sehat. Kedua, bagi yang berisiko mengalami gangguan jiwa dapat terhindar dari gangguan jiwa. Ketiga, bagi yang gangguan jiwa bisa mendapatkan pelayanan yang sesuai.

Tim pengmas BEM FKp Foto Bersama saat sesi pelatihan kader. (Dok. Pribadi)

“Semoga dengan adanya pelatihan kader ini dapat membuka pandangan masyarakat bahwa ODGJ juga sama dengan kita. ODGJ bukan untuk dihindari tetapi untuk diberi dukungan dan pendekatan supaya bisa kembali berkegiatan dengan lebih baik,” ucapnya.

Sebagai informasi, Sekolah Jiwa dihadirkan usai sebelumnya lolos dana hibah dari Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Fakultas Keperawatan (FKP). Program Sekolah Jiwa turut mendukung ketercapaian SDGs poin ke-4 yakni Quality Education. Pengajaran diharapkan bisa mematahkan stigma di masyarakat terhadap ODGJ sehingga bisa hidup berdampingan dengan baik bersama masyarakat lainnya.

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp