Mahasiswa UNAIR Bongkar Rahasia Sukses Budidaya Lele Lewat Pengabdian Masyarakat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pemasangan karamba jaring oleh warga setempat. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran UNAIR mengajak warga memanfaatkan sungai untuk budidaya lele dengan Sistem Keramba Jaring di Desa Keputih RT.02 RW.08 Surabaya.

Tim mengungkap alasan memilih budidaya lele yaitu lantaran perawatannya yang cukup mudah serta prospeknya yang menjanjikan.

“Sebetulnya untuk meminimalisir tempat, kami juga sudah menawarkan Budikdamber (Budidaya Ikan dalam Ember). Tapi setelah saya tawarkan, pihak Karang Taruna tidak bersedia,” jelas Meilisa Dwi Ervinda selaku Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat (Pengmas).

“Pada akhirnya kami hanya memberdayakan masyarakat agar mampu mengelola budidaya lele sampai ke tahap penjualan, mengingat permintaan pasar yang masih terbuka lebar,” sambungnya.

Meilisa yang juga penanggungjawab program menambahkan bahwa tidak ada jadwal konkret untuk detail pelaksanaan kegiatan. Ia dan tim menyesuaikan kegiatan Kartar setempat. Meskipun telah disusun dalam proposal, tetapi pelaksanaan kegiatan bersifat tentatif.

Terlepas dari kendala yang ada, semangat sosial mahasiswa dalam membantu Desa Binaan Keputih tersebut itu tidak redup. Tim pengmas membagikan formula khusus agar budidaya tersebut meraup profit besar. Menurutnya, salah satunya hal yang krusial adalah monitoring.

Lebih lanjut, Meilisa menambahkan dengan monitoring kualitas air, perkembangan lele akan lebih mudah bertumbuh seiring menyesuaikan mutu air tersebut. Hanya modal keramba jaring ukuran 4×2,5x.1,2 meter dengan luas sungai empat meter persegi. Terlebih, sambungnya, benih lelen disupplai dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya sebanyak 500 ekor. Dari jumlah itu nantinya bisa menghasilkan keuntungan yang besar.

Tim Pengmas UKM Penalaran UNAIR foto bersama saat sesi pembinaan. (Dok. Pribadi)

Dalam prosesnya, sebelum pembuatan Keramba Jaring, warga setempat dibekali pembinaan dari dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR Dr. Akhmad Taufiq Mukti, S.Pi., M.Si. Kemudian penebaran benih, Selanjutnya, dilakukan kontrol rutin sebanyak dua kali dalam sebulan. Sementara dalam hal pemasaran, tim merencanakan distribusi langsung ke penjual penyetan. Pengmas akan berlangsung mulai September hingga November mendatang.

Pada akhir, Meilisa berharap pengmas berdampak positif dan menjadi saksi bahwa mahasiswa turut hadir di tengah masyarakat melawan kesempitan ekonomi. “Semoga melalui program ini bisa membangkitkan semangat Kartar untuk menciptakan peluang usaha baru selama masa pemulihan pandemi sehingga bisa mengembalikan perekonomian masyarakat yang terdampak,” tutupnya. (*)

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp