Kupas Tuntas Perkembangan Laboratorium Pasca Vaksinasi, Himanis UNAIR Selenggarakan SIKLIK 2021

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kupas Tuntas Perkembangan Laboratorium Pasca Vaksinasi, Himanis UNAIR Selenggarakan SIKLIK 2021
SUASANA Seminar Ilmiah Kesehatan Tenaga Ahli Laboratorium Klinik (SIKLIK) 2021.

UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa prodi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Fakultas Vokasi (FV) UNAIR kembali mengadakan webinar tahunan bertajuk Seminar Ilmiah Kesehatan Tenaga Ahli Laboratorium Klinik (SIKLIK) 2021. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu (19/9/2021) itu menghadirkan tiga pemateri utama. Di antaranya ialah Dr. Miswar Fattah, M.Si., Prof. Dr. Jusak Nugraha, dr, MS, SpPK(K), dan Luki Herli Purniawan, S.ST.

Dengan menggandeng Organisasi Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), kegiatan itu mengusung tema “Kupas Tuntas Perkembangan Laboratorium  di Era New Normal Pasca Vaksinasi”. Pemilihan tema tersebut tentu bukan tanpa alasan. Dian Ratri Prasetyarini selaku ketua pelaksana menyatakan hal itu dilatarbelakangi karena melihat masih banyaknya masyarakat yang tidak menyadari betapa pentingnya vaksin di masa pandemi

“Masyarakat cenderung berpikir bahwa vaksin bisa membahayakan kesehatan. Jadi, melalui webinar ini kami berharap bisa memberikan wawasan yang lebih luas dan masyarakat tahu bagaimana perkembangan pemeriksaan yang ada di laboratorium setelah era vaksinasi khususnya bagi seorang ATLM,” ungkapnya.

Sebagai pemateri pertama yang membuka pemaparan, Dr. Miswar Fattah, M.Si, menjelaskan betapa pentingnya vaksin untuk memberikan herd immunity bagi masyarakat. Dia menekankan bahwa tujuan utama vaksin bukanlah untuk mencegah terjadinya infeksi, akan tetapi untuk membentuk kekebalan tubuh masyarakat. Dengan adanya kekebalan tersebut, dia berharap bisa menurunkan angka penularan Covid-19.

“Yang paling penting adalah vaksinasi bisa membantu untuk meringankan beban kerja fasilitas kesehatan di Indonesia. Pasalnya, ketika kasus penularan itu tinggi, maka rumah sakit akan penuh dan tenaga kesehatan tidak bisa kerja secara optimal karena overload,” terangnya dalam kegiatan yang diikuti lebih dari 3000 peserta itu. 

Lebih lanjut, adanya pandemi Covid-19 juga dinilai oleh Specialty and Research Laboratory Manager di Prodia Clinical Laboratory itu mampu memberikan perkembangan baik bagi laboratorium. Dia menyebutkan salah satu contohnya adalah saat ini laboratorium sudah memiliki banyak stok alat PCR. Sebelumnya, dia menuturkan bahwa PCR menjadi alat yang dianggap tidak terlalu dibutuhkan, namun saat ini alat tersebut sudah menjadi kebutuhan basic. Berdasarkan data, diketahui bahwa kini sudah 835 laboratorium menggunakan PCR dengan jumlah 106.000 sampel per hari dari jumlah sebelumnya yang hanya 32 laboratorium dengan sampel 32.000 per hari.

“Ini juga yang menjadi alasan mengapa sekarang harga tes PCR lebih murah. Hal itu tidak berarti bahwa semakin murah maka kualitasnya kurang baik, namun saat ini harganya jauh lebih murah karena ketersediaannya juga semakin banyak,” ungkapnya.

Terakhir, Dr. Miswar berharap alat-alat PCR dan lainnya tetap bisa dimanfaatkan kembali nantinya setelah pandemi selesai.

“Kalau permasalahan Sars Cov-2 ini sudah tuntas, kita bisa menggunakan alat tersebut untuk menangani penyakit atau infeksi lainnya,” tutupnya.

Penulis: Nikmatus Sholikhah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp