Pemeriksaan Kebuntingan Menggunakan USG pada Hewan Kecil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
drh. Risa Isna Fahziar saat Memberikan Materi Pemeriksaan Kebuntingan Menggunakan USG pada Hewan Kecil. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Aspek kebuntingan pada hewan kecil sangat unik jika dibandingkan dengan spesies hewan domestik lainnya. Karena itu, pemahaman tentang waktu dan hubungan klinis ovulasi, fertilisasi, perkembangan embrio dan fetus serta perubahan spesifik pada uterus saat kebuntingan sangat penting untuk diketahui. 

Hal ini penting untuk manajemen pemeliharaan anjing atau kucing bunting dan pemantauan kebuntingan. Pemahaman tersebut penting pula artinya untuk membuat keputusan apabila di kemudian hari diketahui bahwa kebuntingan tersebut berisiko terhadap kematian fetus maupun induk.

Deteksi dini terhadap kebuntingan dan umur kebuntingan sangat penting di dalam manajemen reproduksi pada praktisi hewan kecil. Di bidang kedokteran hewan, perkiraan terjadinya kebuntingan dan umur kebuntingan didasarkan pada penampakan anatomi dan penggunaan alat ultrasonografi. Metode pemeriksaan dengan Ultrasonography (USG) dapat mendeteksi secara dini kebuntingan pada anjing atau kucing, perkembangan fetus dan perkiraan kelahiran.

Drh. Risa Isna Fahziar dalam kegiatan guest lecture yang diadakan oleh Program Studi Pendidikan Dokter Hewan PSDKU UNAIR di Banyuwangi, pada sabtu (25/09/2021) menyebut keterampilan menggunakan USG pada praktik dokter hewan saat ini sangat bekembang pesat. Berbagai pilihan bentuk ditawarkan,  mulai dari USG portable yang biasa untuk hewan kesayangan maupun ternak dan USG + Rak atau Meja  dimana biasanya digunakan untuk kebutuhan Klinik atau rumah sakit hewan dan sukar untuk dibawa-bawa.

“Keterampilan menggunakan USG perlu dilatih terus-menerus sehingga dapat diimplementasikan di lapangan,” ungkap dokter Risa.

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jatim IV itu menjelaskan bahwa ada beberapa indikasi pemeriksaan USG dari saluran reproduksi betina, seperti identifikasi kebuntingan, penilaian perkembangan janin normal dan viabilitas, discharge di vagina, tanda klinis yang sesuai dengan ketidakseimbangan hormon yang menunjukkan disfungsi ovarium dan lesi massa abdominal pada anjing dan kucing betina.

“Persiapan hewan dalam pemeriksaan kebuntingan dimulai dengan hewan dicukur di daerah abdomen untuk menghilangkan penghalang (rambut) dan meningkatkan kontak transducer dengan dinding tubuh. Selanjutnya, handling hewan dilakukan dengan membentangkan kedua ekstremitas cranial ke arah kranial dan kedua ekstremitas caudal ke arah caudal, sehingga area abdomen dapat terekspos dengan jelas,” papar dokter Risa.

Selanjutnya, imbuh dokter Risa, gunakan Ultrasonografi gel untuk memperkuat gelombang sonografi atau hasil pencitraan. 

Lebih lanjut, pemilik klinik hewan Sahabat satwa tersebut menyampaikan bahwa dalam pemeriksaan USG saluran reproduksi betina normal, dokter hewan sebaiknya menemukan lokasi ginjal terlebih dahulu, yang merupakan representasi dari posisi anatomi saluran reproduksi betina . Ovarium, lanjutnya, terletak di caudal lateral dari ginjal. 

“Sedangkan untuk servix dan uterus terletak di dorsal dari vesica urinaria,” jelas dokter Risa.

Saat melakukan USG kebuntingan pada anjing atau kucing, tandasnya, representasi dari setiap perkembangan fetus dapat kita ketahui. Mulai dari terbentuknya folikel, cairan amnion, kepala fetus, cranium serta otak, hingga terlihat jantung dan paru-paru fetus.

Di akhir, dokter Risa berpesan tidak ada dokter hebat, yang ada hanyalah dokter yang lebih sering menangani. Tidak ada dokter pintar, yang ada hanyalah dokter yang lebih dahulu mengetahui. Tidak ada dokter cakap, yang ada hanyalah dokter yang lebih siap menjalankan tanggung jawab dengan penuh amanat.

“Maka dari itu, teruslah berpraktik, belajar dan berlatih,” pungkasnya.

Penulis : Muhammad Suryadiningrat

Editor ; Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp