Dosen Battra UNAIR Ajak Masyarakat Buat Antiseptik Alami Daun Kayu Putih dan Olahan dari Bunga Telang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Berbagai upaya masyarakat dalam meningkatkan imunitas dan pencegahan Covid-19 di masa pandemi ini kerap kali dinilai berlebihan. Salah satunya adanya panic buying yang berdampak pada kelangkaan hand sanitizer di pasaran.

Menjawab permasalahan tersebut, dosen bersama mahasiswa Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan program pengabdian masyarakat (pengmas). Pengmas tersebut berupa pemanfaatan tanaman daun kayu putih menjadi produk hand sanitizer serta pengolahan bunga telang menjadi jajanan sehat. Kegiatan berlangsung di Balai Desa Kedungsukodani, Balongbendo, Sidoarjo, pada Minggu (19/9/2021).

Kegiatan itu rencananya berlangsung secara periodik dari Juni hingga September. Namun, karena ada kebijakan PPKM yang tidak menentu sehingga dipadatkan selama satu hari dari pagi hingga siang, dengan total peserta sebanyak 30 orang yang menyasar ibu-ibu kelompok PKK.

Menurut Dwi Setiani Sumardiko S.Kep.,Ns.,M.Si, selaku ketua tim, antusiasme ibu-ibu sangat luar biasa. Apalagi saat segmen pembuatan olahan dari bunga telang berupa pembuatan dadar gulung dan lemper bunga telang.

“Mereka belum begitu mengetahui bagaimana bentuk dari bunga telang itu sendiri dan apa saja manfaatnya serta bagaimana cara mengolahnya. Jadi sewaktu selesai pembuatan, mereka (Red: kelompok PKK) antusias mencicipinya,” ucap dosen Battra tersebut.

Dwi mengaku olahan yang berbahan dasar bunga telang bisa meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi. Terlebih bunga telang diklaim memiliki antioksidan yang tinggi, antiinflamasi, dan kerap dijadikan sebagai olahan makanan dan minuman herbal. Dalam pengmas itu juga dibagikan minuman peningkat imun dari olahan bunga telang yang dikemas dalam bentuk serbuk instan.

Selain minuman peningkat imun, ada juga upaya preventif lainnya yakni mencuci tangan dengan air maupun hand sanitizer. Adapun Tanaman Obat Keluarga (Toga) yang dipercaya sebagai antiseptik alami yakni daun kayu putih.

Dalam prosesnya, daun kayu putih sebelumnya diekstrak terlebih dahulu menggunakan teknologi tepat guna berdasarkan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

“Pembuatannyapun sangat mudah yaitu cukup memasak dengan proses double boiler. Pertama, mengisi air di panci kemudian merebusnya hingga mendidih. Lalu pada bagian atas, masukkan baskom stainless steel berisi air satu gelas belimbing dan 10 lembar daun kayu putih utuh. Terakhir, saring airnya dan jadilah hand sanitizer,” jelas Dwi saat ditanya proses pembuatan hand sanitizer.

Dwi juga menyebut lama masa simpan ekstrak daun kayu putih. “Jika penyimpanan rapat di kulkas bisa bertahan satu bulan. Sementara jika terpapar udara, hanya bertahan tiga hari,” imbuhnya.

Sebagai penutup, tim pengmas berharap melalui penyuluhan, pembinaan, dan pendampingan itu, masyarakat khususnya ibu-ibu PKK bisa memanfaatkan daun telang dan daun kayu putih sebagai ladang garapnya dalam meningkatkan kesehatan maupun perekonomian keluarga. (*)

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp