Airlangga Forum Ulas Optimisme untuk Menyambut Era Pasca Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR Prof. Badri Munir Sukoco saat menyampaikan paparan. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjana UNAIR kembali menggelar Airlangga Forum (AIRFOR) untuk ke-55 kalinya pada Jumat sore (24/9/2021). AIRFOR kali ini juga menggandeng radio Suara Sidoarjo untuk penyiarannya dan dipandu oleh Wadir III Sekolah Pascasarjana UNAIR Suparto Wijoyo. Topik yang diangkat pada gelar wicara sore itu adalah “Menjaga Optimisme Publik Pasca Pandemi,” dan empat narasumber berkepakaran ekonomi dan kesehatan dihadirkan untuk mengisi AIRFOR.

Narasumber pertama adalah Direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR Prof. Badri Munir Sukoco. Ia menyetujui perspektif dalam penanganan pandemi, pemulihan ekonomi dan penanganan krisis kesehatan harus berjalan secara beriringan. Dalam meningkatkan optimisme publik di aspek ekonomi, Prof. Badri mengutip teori Robert J. Shiller terkait narrative economics bahwa narasi optimisme harus berkelindan di publik demi meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.

“Untuk mendukung argumentasi ini, saya paparkan data Consumer Confidence Index (CCI) dan Business Confidence Index (BCI). Indeks CCI ini menunjukkan seberapa optimis konsumen dalam mengharapkan pertumbuhan ekonomi, sementara indeks BCI berguna mengukur optimisme pertumbuhan ekonomi yang sama tetapi untuk pelaku bisnis. Di kedua indeks ini, Indonesia memiliki tingkat optimisme yang relatif baik dan bahkan melampaui Amerika Serikat,” ujar ekonom yang sama.

Aspek ekonomi dari ikhtiar intensifikasi optimisme publik diestafetkan pematerinya kepada Assoc. Prof. Rudi Purwono. Ia mengatakan bahwa rakyat Indonesia memang harus optimis terkait pemulihan ekonomi. Hal ini dikarenakan bahwa tempo pemulihan ekonomi Indonesia memang jauh lebih cepat daripada negara G20 lainnya. Rudi juga sepaham dengan premis Prof. Badri bahwa perekonomian dan kesehatan dalam konteks pandemi harus menjadi perhatian yang jalan beriringan.

Kemudian Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi UNAIR dr. Martha Kurnia Kusumawardani memaparkan materinya. Ia menjelaskan bahwa Indonesia telah berhasil mempertahankan positivity rate pandemi COVID-19 dibawah batas yang ditentukan World Health Organization (WHO). Hal ini tak hanya akan menstimulus normalisasi aktivitas ekonomi, tetapi rumah sakit juga bisa memfokuskan pelayanannya di aspek lain selain COVID-19, seperti kontrol.

“Namun tentu saja kita harus tetap waspada agar gelombang ketiga tak terjadi. Protokol kesehatan dan vaksinasi harus tetap digencarkan. Hal ini agar bisnis tetap lancar, badan tetap sehat,” tutur spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik itu.

Selain menjaga protokol kesehatan, optimisme publik terkait pemulihan kesehatan menurut drg. Winaryo harus dijaga dengan kebahagiaan. Ia menuturkan bahwa kebahagiaan itu dapat meningkatkan imunitas karena otak manusia mengeluarkan hormon endorfin sebagai stimulus kebahagiaan.

“Menjaga imun dengan menjadi bahagia itu mudah banget. Bangun tidur kita merapikan sprei dan mandi bersih. Habis itu kita makan bersama dengan keluarga, berkomunikasi. Tidak mengeluarkan biaya, mudah, dan dapat menstimulasikan hormon endorfin yang dapat meningkatkan imunitas,” tutup dokter gigi itu.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp