Rumpi Budaya Era Milenial Ajak Mahasiswa Kolaborasikan Budaya dan Kemajuan Teknologi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Live Streaming Rumpi Budaya Era Milenial di YouTube FORSIDA UNAIR TV. (Sumber: SS YouTube)

UNAIR NEWS – Rangkaian Festival Bhinneka Airlangga (FBA) 3.0 kembali bergulir pada Jumat (24/9/2021). Kali ini, agenda yang diadakan oleh Forum Silaturahmi Daerah (Forsida) bersama BEM Universitas Airlangga (UNAIR) tersebut menggelar Rumpi Budaya Era Milenial yang bertajuk ‘Eksistensi Kebudayaan Bangsa di Era Milenial’.

Ditayangkan langsung melalui channel YouTube FORSIDA UNAIR TV, acara tersebut mengundang Seniman asal Malang, Sandhidea Cahyo Narpati. Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Duta Budaya Jawa Timur 2021 Dwi Retno Puspitasari tersebut, Sandhi berbagi banyak hal tentang ilmu dan pengalamannya sebagai seniman saat bersinggungan dengan dunia digital.

Sandhi bercerita bagaimana pandemi Covid-19 sempat membuatnya kebingungan untuk dapat berkarya dan mengekspresikan jiwa seninya. Saat memutuskan mulai membuat konten di media sosial, Sandhi pun sempat mengalami kegagalan karna minimnya feedback maupun penonton dari konten budaya.

Hal tersebutlah yang membuatnya belajar bahwa saat membawa budaya ke ruang digital, pelaku seni harus melakukan pertimbangan dan melihat keinginan masyarakat. “Titik balik saya berkonten itu saat saya upload video bernyanyi sambil memakai pakaian tari. Langsung itu viewer dan subscriber YouTube saya nasik drastis hanya dalam satu unggahan,” kenang Sandhi yang kerap mengisi pentas di Singapura, Malaysia, hingga Jepang itu.

Dari situ Sandhi belajar bahwa ia harus memilah-milah idealisme dan keinginan masyarakat saat memadukan budaya dan teknologi. Namun juga harus diingat, jangan pernah melupakan bekal seni budaya, apapun itu, yang telah dimiliki.

“Inovasi juga harus aktif kita lakukan. Untuk apa? Agar bisa meng-internasional-kan budaya kita karena platform digital itu cakupannya sangat luas sekali dan orang asing dapat dengan mudah mengaksesnya,” ungkap aktor teater dan penyanyi yang juga telah merambah dunia kesenian di Tik-Tok tersebut.

Presiden BEM UNAIR Risyad Pahlevi dalam sambutannya menyatakan gelaran tersebut sebagai bagian upaya generasi muda untuk beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0. Menurutnya, kemampuan dan ilmu tentang dunia digital dapat menjadi modal dan bekal untuk dapat mengenal bahkan melestarikan budaya leluhur.

“Sharing ini diharapkan bisa memunculkan berbagai insight. Berdiskusilah, implementasikan, serta kolaborasikan jati diri budaya kita dengan digitalisasi,” terangnya.

Sementara itu, hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Forsida UNAIR Risa Avanda Agustina yang menyebut FBA 3.0 memang dikemas untuk melestarikan dan mengembangkan budaya. “Saat ini, kita semua harus punya kesadaran tinggi untuk melestarikan budaya. Cari hal-hal positif dari kemajuan teknologi, sehingga kita dapat memberikan inovasi baru pada budaya Indonesia,” jelasnya.

Rumpi Budaya Era Milenial sendiri menjadi mata acara kedua dari FBA 3.0 serta Duta Budaya UNAIR 2021. Acara ini sendiri menggandeng berbagai Organisasi Mahasiswa Daerah (Ormada) di UNAIR untuk ikut serta menyemarakkan dan memperkenalkan kebudayaan dari daerahnya masing-masing.  (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp