Hima Magister Linguistik Gelar Webinar Trik dan Kiat Menembus Scopus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Denis Fidita Karya, S.Si., M.M., sebagai salah satu pemateri yang membagikan beberapa tips yang perlu diperhatikan setiap peneliti sebelum menulis penelitian. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS –  Melakukan publikasi ilmiah, terutama di portal bereputasi internasional memang bukanlah hal yang mudah. Merespons hal itu, HIMA Magister Ilmu Linguistik mengadakan webinar untuk memberikan pembekalan bagi mahasiswa S2 Ilmu Linguistik agar bia menempus Scopus.

Menghadirkan Denis Fidita Karya, S.Si., M.M., sebagai salah satu pemateri, dia membagikan beberapa tips yang perlu diperhatikan setiap peneliti sebelum menulis penelitian.

Tips pertama menurut pria yang biasa disapa Denis adalah peneliti perlu memperhatikan ketentuan panjang tulisan yang berjumlah sekitar 5000 sampai 7000 kata. Dalam tulisan tersebut, dia menekankan kepada peneliti untuk bisa membuat tulisan yang bernilai dengan mempertimbangkan kedalaman pembahasan. Selanjutnya, peneliti juga harus memiliki banyak referensi.

“Saran saya, ketika kalian ingin publish di suatu situs jurnal, maka kalian bisa mencantumkan salah satu referensi yang terbit dari situs itu juga untuk menambah nilai plus tersendiri,” sebutnya dalam acara yang berlangsung pada Sabtu (25/09/2021).

Denis juga menyebutkan bahwa novelty atau unsur keterbaruan penting diperhatikan dalam setiap tulisan. Selain mengikuti trend atau isu terkini, suatu penelitian juga harus bisa mengupas sisi manfaat dan keefektivitasannya dalam sehari-hari

Selain itu, seorang peneliti juga perlu memahami semua informasi penting yang ada di dalam jurnal. Menurut Denis, peneliti harus paham apa yang dia mau dan seberapa penting topik atau masalah dalam penelitian itu.

“Pemahaman informasi ini sangat penting untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menuliskan persepsi di penelitian,” imbuhnya.

Tips yang tidak kalah penting menurut pria yang lahir pada 1982 itu adalah usahakan jumlah penulis dalam penelitian lebih dari satu. Dia menyarankan, sebaiknya peneliti bisa menggandeng partner lainnya yang berbeda kampus atau bahkan negara untuk menambah poin plus tersendiri.

“Tapi jangan asal mencari partner dan nulis saja, tapi usahakan penelitian yang kalian garap itu bidangnya serumpun dengan ilmu yang kalian kuasai,” terangnya.

Lebih lanjut, Denis juga mengingatkan agar para peneliti tidak sembarangan dalam menggunakan jasa translator. Dia menerangkan, peneliti harus hati-hati dalam memilih jasa translator dengan mempertimbangkan terlebih dulu bidang yang translator itu kuasai. Pasalnya, dalam beberapa bilang ilmu tertentu biasanya memiliki istilah khusus yang tidak dipahami orang secara umum, sehingga tata bahasa dan penerjemahan dapat dilakukan dengan padu.

“Tips terakhir adalah hindari plagiarisme dengan presentase maksimal 10%. Kalau kalian ingin mengutip dari artikel, maka paragrafnya harus diparafrase dulu dengan tidak mengurangi makna asli agar tidak dianggap plagiat,” jelasnya mengakhiri sesi pemaparan.

Penulis : Nikmatus Sholikhah

Editor : Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp