Dosen UNAIR Adakan Pencegahan Gangguan Mental Remaja Pada Masa Pandemi Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kegiatan psikoedukasi dan pelatihan pada siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada hari Senin (20/09/21)

UNAIR NEWS – Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan mendatangkan berbagai dampak bagi kehidupan manusia. Tidak hanya dalam segi perekonomian dan kesehatan fisik, namun juga pada kesehatan mental.

Berhentinya beberapa bentuk aktifitas dan peralihan beberapa kegiatan menjadi daring menghilangkan aspek interaksi langsung antara manusia, termasuk pula dalam proses pendidikan. Pandemi dapat memicu atau memperburuk masalah kesehatan mental yang jauh lebih serius.

Remaja menjadi salah satu lapisan yang merasakan dampak negatif dari perubahan pada masa pandemi ini. Pada perkembangan remaja, interaksi dengan teman sebaya merupakan hal yang sangat penting dan memainkan peran utama pada remaja. Namun saat ini, remaja lebih banyak melkaukan aktifitas di dalam rumah dan bergantung pada alat komunikasi serta internet untuk tetap terkoneksi dengan orang lain.

Maka dari itu, Ika Yuniar Cahyanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog bersama tim mengadakan kegiatan pengabdian Pencegahan Terjadinya Gangguan Mental Serius Pada Masa Pandemi Covid-19 Melalui Peningkatan Kemampuan Self Help Pada Remaja. Kegiatan yang dilakukan pada (20-1/09-10/21) itu memiliki sasaran kegiatan yakni siswa siswi MAN 2 Pontianak, Kec. Pontianak Sel., Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Ika mengungkapkan bahwa terdapat beberapa persoalan yang muncul pada siswa MAN 2 Pontianak yang mempengaruhi kesehatan mental remaja itu sendiri. Persoalan-persoalan tersebut adalah meningkatnya rasa malas untuk belajar, waktu yang sebagian besar dihabiskan untuk bermain game baik daring maupun luring.

“Beberapa siswa lain menyampaikan bahwa mereka merasa pola hidup menjadi tidak jelas dan merasakan kebingungan baik dalam memahami materi pelajaran ataupun dalam hubungan dengan orang lain termasuk teman sebaya,” tutur dosen Kesehatan Mental tersebut

Pandemi yang berlangsung panjang dan belum dapat dipastikan akan berakhir kapan, membuat remaja mengalami ketidakpastian dan memunculkan berbagai macam respon psikologis. Banyak remaja mengalami kecemasan selama Covid-19 dan jarang terdeteksi oleh orang tua atau guru.

“Jika merujuk pada karakteristik remaja yang kurang terbuka kepada orang tua atau guru, maka penting membekali remaja dengan kemampuan untuk menangani persoalan psikologis ringan yang mereka rasakan. Kemampuan untuk melakukan self help menjadi penting agar mereka dapat mengelola tekanan yang dihadapi sehari-hari dan menjadi sehat mental. Pemberian psikoedukasi dan pelatihan self help pada remaja dapat meningkatkan keterampilan remaja menangani persoalan psikologis yang mereka hadapi,” jelasnya.

Maka dengan begitu, dilakukan psikoedukasi dan pelatihan pada siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam melakukan self help. Selain psikoedukasi, siswa akan dibekali keterampilan untuk membantu diri sendiri ketika menghadapi permasalahan psikologis.

“Penyampaian materi untuk persoalan di atas Peningkatan Pengetahuan, Panduan manajemen diri, Relaksasi, dan Menemukan tujuan hidup, serta Peningkatan keterampilan dasar menjalin relasi,” pungkasnya. (*)

Penulis : Asthesia Dhea Cantika

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp