Mahasiswa UNAIR Adakan Penelitian Tentang Kekerasan pada Anak Selama Pembelajaran Online

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto tim saat melakukan kunjungan di salah satu SD yang dijadikan tempat penelitian. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Pembelajaran jarak jauh (PJJ) telah dilaksanaan semenjak awal pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Kegiatan tersebut memberi tekanan psikis tersendiri bagi para murid dan orang tua. Tidak banyak orang tua yang ikut stres lantaran materi pelajaran yang sulit dicerna sang anak.

Salah satu kasusnya, seorang ibu tega membunuh anaknya lantaran sang anak sulit memahami pada saat pelaksanaan PJJ. Tidak hanya itu, selama pandemi kekerasan pada anak terus  meningkat.

Berangkat dari masalah itu, beberapa mahasiswa Universitas Airlangga yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Sosial Humaniora melakukan penelitian ini untuk mengetahui lebih dalam apakah memang benar terjadi kekerasan pada anak selama PJJ yang dilihat dari sudut pandang statistik.

Ameliatul ‘Iffah selaku ketua tim mengungkapkan bahwa fokus penelitian itu pada kekerasan yang diterima oleh anak sekolah dasar pada saat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Dari penelitian itu, sambungnya, juga ditemukan terjadi peningkatan anak yang mengalami kekerasan saat belajar dari rumah pada responden kami.

“Sebelum pelaksanaan PJJ anak sekolah dasar mengalami kekerasan saat belajar di rumah sebanyak 51 persen dari total responden. Sedangkan pada saat PJJ diterapkan, anak yang mengalami kekerasan saat belajar dari rumah meningkat menjadi 64 persen dari total responden. Jadi fokus penelitian kami adalah kekerasan pada anak Sekolah Dasar di Surabaya pada saat belajar dari rumah,” jelas mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi tersebut pada Selasa (21/09/21).

Penelitian yang dilakukan kurang lebih selama empat bulan itu bekerja sama dengan dua sekolah dasar di Kecamatan Kenjeran, yaitu SD Dharma Siswa dan SD Sidotopo Wetan IV sebagai objek penelitian.

“Akan tetapi kedepannya kami akan berusaha untuk bekerja sama dengan beberapa pihak untuk mensosialisasikan hasil penelitian ini agar kedepannya kita bisa mencegah atau mengurangi kekerasan pada anak selama pelaksanaan PJJ,” tutur mahasiswa Statistika tersebut.

Amel sapaan akrabnya menuturkan bahwa kedepannya tim berencana memberikan hasil penelitian dalam bentuk policy brief kepada Pemerintah Kota Surabaya sebagai dasar penentuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) terkait bidang-bidang yang berhubungan, seperti RPJMD tentang kebijakan pendidikan.

Dengan adanya penelitian tersebut, Amel berharap para orang tua yang menjadi pendamping anak selama PJJ lebih aware dengan kondisi sang anak, sebab dalam kondisi PJJ ini setiap siswa pasti merasa lebih sulit memahami materi jika dibandingkan ketika offline. “Sehingga hal tersebut mungkin saja bisa meminimalisir terjadinya tindak kekerasan pada anak,” pungkasnya. (*) 

Penulis: Asthesia Dhea Cantika

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp