Tips dan Trik Tingkatkan Manajemen Diri dan Kesehatan Mental untuk Mahasiswa di Tengah Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suasana Upgrading yang digelar oleh HIMA D3 Perpajakan saat Iestri Kusumah Wardhani menyampaikan materinya. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – HIMA D3 Perpajakan UNAIR mengadakan upgrading guna meningkatkan kemampuan manajemen diri dan menjaga kesehatan mental sebagai mahasiswa di tengah pandemi yang tak kunjung rapi ini. Dua narasumber dihadirkan untuk mengisi sesi upgrading tersebut, yakni Esther Natalia Lubis dan Iestri Kusumah Wardhani, S.Psi., pada Minggu sore (19/9/2021).

Esther mengatakan bahwa problematika mahasiswa di era saat ini adalah buruknya self-management sehingga kesulitan membagi waktu antara tugas perkuliahan dan kewajiban organisasi. Manajemen diri menurut Esther adalah kemampuan mengembangkan pribadi dan profesionalitas seseorang secara mandiri tanpa adanya pengaruh eksternal. Maka disimpulkan oleh CEO Produktifkuy itu bahwa setiap manusia bertanggung jawab atas diri manusia tersebut sendiri dan memiliki kendali yang penuh atas hal tersebut. Jadi, setiap manusia dapat mengatur berbagai hal yang terkait dengan berbagai aspek di dalam hidupnya.

“Memanfaatkan kesempatan agar dapat koneksi, manfaatkan hari-hari kosong peluang yang ada. Manfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Konsisten terhadap waktu, dengan rasa jenuh kita harus tetap semangat karena harus realistis dan bergerak. Semua orang pernah gagal tapi jangan jadikan itu sebagai titik selesai. Maju dan berusaha juga perlu untuk diri kita,” ujar content creator itu.

Praktisi psikolog Iestri kemudian menyampaikan dalam materinya bahwa aspek yang sangat krusial diperhatikan adalah kesehatan mental, terutama di kala pandemi. Ia mengatakan bahwa problematika psikis yang membludak di era krisis kesehatan ini adalah masih minimnya kesadaran mengenai kesehatan mental. CEO @psytalkindonesia itu menjelaskan juga bahwa kesehatan mental merupakan suatu kemampuan untuk mengatur serta mengatasi berbagai potensi maupun tekanan dalam diri saat berada di lingkungan sosial.

Dengan jarangnya mahasiswa keluar rumah dan terpatri di depan gawai untuk urusan kuliah daring dan kepanitiaan, Iestri menjelaskan bahwa terjadi emotional burnout atau yang biasa disebut lelah mental akibat stress sehingga interaksi sosial menjadi terganggu. Solusi-solusi yang ditawarkan olehnya ntuk mengatasi adanya burnout tersebut adalah time balance, involvement balance, satisfication balance, membuat waktu khusus untuk me-time, dan self reward, serta yang terakhir adalah mencoba untuk selalu memberikan yang terbaik di setiap harinya.

“Disaat kita ingin memberikan self reward untuk diri kita, kita juga harus memikirkan manfaatnya untuk jangka yang lebih panjang, dan memberikan self reward yang benar benar dibutuhkan untuk kita. Saat kita ingin melakukan self healing untuk mendamaikan diri kita, lebih baik kita mencari suatu hal yang benar-benar kita sukai karena semua hal yang kita lakukan tergantung dengan situasi yang kita rasakan. Setiap manusia pasti ada dinamika naik turun dalam dirinya,” tutupnya.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp