Dosen UNAIR Sosialisasikan Aplikasi Belajar Bicara bagi Anak dengan ASD

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Anak-anak dengan Autism Spectrum Disoder (ASD) kerapkali mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Melihat fenomena tersebut, Margaretha, S.Psi., P.G.Dip.Psych., M.Sc., salah satu dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), beserta tim menciptakan aplikasi bertajuk MIKA (Media Visual Komunikasi Anak) 1.0.

“MIKA merupakan sebuah aplikasi untuk mendampingi kegiatan belajar berbicara pada anak-anak dengan ASD dan gangguan bicara,” papar Margaretha, S.Psi., P.G.Dip.Psych., M.Sc. pada webinar bertajuk “Digital Children: Creating A Safe Digital Environment for Children,” Minggu (12/9/2021). Aplikasi ini, lanjutnya, dapat dioperasikan oleh para terapis wicara dan bisa digunakan pada anak-anak berusia dua hingga enam tahun.

Pada webinar yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan summer program bertajuk “Optimize the Development of Children with Special Needs” yang diselenggarakan oleh WUACD (World Community Association for Community Development) Universitas Airlangga ini, Margaretha menjelaskan bahwa aplikasi MIKA 1.0 ini bersumber dari metode belajar TEACCH (Treatment and Education of Autistic and Related Communication Handicapped Children). “Menurut metode TEACCH, individu dengan ASD cenderung tipe pembelajar visual,” jelas Margaretha.

Aplikasi ini, tutur Margaretha, memiliki beberapa fitur utama. “Fitur pertama adalah pembelajaran bicara berbasis visual bagi anak-anak dengan ASD,” tegasnya. Pada aplikasi ini, anak-anak dengan ASD anak diberikan bantuan stimulus bahasa. Stimulusnya sendiri terdiri dari multidimensi stimulus termasuk gambar, kata, dan audio dengan jumlah lebih dari 2.000 buah stimulus.

Fitur kedua yang tidak kalah menarik adalah para terapis wicara dapat menambahkan kategori, gambar-gambar, dan audio berdasarkan konteks pembelajaran beserta kebutuhannya. MIKA 1.0 ini juga dapat memanajemen performa dan progres belajar bicara pada anak-anak dengan ASD.

“Aplikasi ini dapat menyimpan nilai dan track dari progres anak-anak pada masing-masing sesi dengan terapis,” jelas dosen bidang Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental itu. Selain itu, para terapis dapat menambahkan catatan-catatan terkait progres yang telah ditempuh oleh anak-anak dengan ASD.

“Terapis dapat memberikan feedback, saran-saran, atau catatan pada masing-masing sesi,” ungkap Margaretha. Terakhir, MIKA 1.0 ini juga memiliki manajemen profil serta dapat disinkronkan secara daring oleh para terapis wicara. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Quryatul

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp